ITS News

Jumat, 26 April 2024
19 Oktober 2022, 09:10

Tim KKN ITS Bantu Olah Air Tanah untuk Produksi Tempe

Oleh : itsjev | | Source : ITS Online

Tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember bersama masyarakat Kampung Sanan

Kampus ITS, ITS News – Tim Dosen dan Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berinovasi guna memajukan kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Berbasis Produk, tim yang berasal Departemen Kimia berupaya mewujudkan air sumur layak pakai demi mendukung produksi tempe di Kampung Sanan, Malang.

Ketua tim KKN Abmas ITS, Dr Triyanda Gunawan SSi menyampaikan bahwa pengolahan air sumur menjadi air layak pakai dilakukan dengan menggunakan proses adsorpsi. Proses ini dapat menghasilkan air layak pakai yang dirancang sesuai dengan tingkat sosial ekonomi serta kebutuhan air layak produksi warga Kampung Sanan. Teknologi ini ideal untuk diterapkan karena tidak memerlukan tempat yang luas, mudah dioperasikan, dan hasil yang sesuai dengan target.

Lebih lanjut, Triyanda mengungkapkan bahwa lokasi Kampung Sanan dipilih lantaran kampung ini menjadi sentra dan pusat pengolahan tempe. Menurutnya, 95 persen penduduk desa ini menggeluti industri pengolahan tempe dan kripik tempe. Setiap harinya, kebutuhan kedelai untuk produksi tempe di desa ini dapat mencapai 30 ton. “Jumlah tersebut selaras dengan kebutuhan air untuk pengolahannya,” paparnya.

Penyuluhan yang dilakukan oleh tim KKN Abmas ITS terkait pengelolaan air sumur menjadi air layak minum

Demi menekan biaya produksi, dikatakan Triyanda, masyarakat banyak memanfaatkan air sumur atau air tanah dan Himpunan Pemakai Air Minum (HIPAM) untuk memenuhi kebutuhan air produksi tempe.Oleh karena itu, alumnus ITS itu mengungkapkan, dengan mengolah air menjadi layak pakai akan membantu warga sekitar tidak hanya dalam pemenuhan kebutuhan air, tapi juga memperbaiki kualitas produksi tempe yang dihasilkan. 

Di sisi lain, Triyanda menjelaskan bahwa air sumur atau air tanah mengandung beberapa kandungan seperti unsur besi (Fe), mangan (Mn), logam berat dan bakteri koliform dalam jumlah yang tinggi yang memberi dampak merugikan. “Kandungan tadi dapat membahayakan apabila dikonsumsi, apalagi untuk jangka panjang,” tutur dosen Departemen Kimia itu.

Ketua tim KKN Abmas, Dr Triyanda Gunawan SSi, membandingkan air sebelum dan setelah proses pengolahan

Dengan demikian, tim KKN Abmas ITS berusaha menghilangkan beberapa kandungan tersebut dengan mengaplikasikan adsorpsi menggunakan perpaduan adsorben ferrolite, pasir mangan dan karbon aktif. “Gabungan tadi dapat menghasilkan air olahan yang bersih dan layak pakai, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” terangnya.

Perbandingan air hasil pemurnian melalui adsorpsi antara air yang belum diolah (kiri), sesudah diolah (tengah), dan air mineral dalam kemasan (kanan)

Triyanda juga menambahkan, sebelumnya tim KKN telah melakukan survei serta mengambil sampel air sumur dan air HIPAM yang digunakan dalam produksi tempe. Kedua sampel air yang sudah diambil kemudian melalui uji kualitas bahan baku. Kemudian, tim KKN Abmas ITS akan membuat reaktor pengolahan air layak pakai dan penyuluhan kepada masyarakat Kampung Sanan agar mampu mengolah air secara mandiri.

Lebih jauh lagi, Triyanda berharap bahwa pengabdian ini dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu penyediaan air layak minum bagi warga sekitar serta menyebarluaskan ilmu dan teknologi yang diperoleh kepada daerah sekitar. “Adanya reaktor pengolahan air kelak diharapkan mampu menyediakan air layak produksi untuk menunjang aktivitas masyarakat terutama bagi warga,” pungkas Triyanda. (*)

 

Reporter: Yanwa Evia Java
Redaktur: Fatih Izzah

Berita Terkait