ITS News

Jumat, 26 April 2024
10 Oktober 2022, 17:10

Dongkrak Potensi Kangean, KKN ITS Lakukan Observasi Wilayah

Oleh : itsfer | | Source : ITS Online

Tim KKN Mendengar Suara Orang Pulau saat melakukan KKN di Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA).

Sumenep, ITS News Banyaknya keterbatasan dari berbagai aspek, menyebabkan Kepulauan Kengean, Kabupaten Sumenep, Madura belum bisa mengoptimalisasi potensinya dengan baik. Untuk itu, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan kampus mitra melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) dengan mengidentifikasi masalah dan menganalisis potensi wilayah terhadap lima pulau di kepulauan tersebut.

Kelima pulau yang menjadi lokasi KKN di antaranya adalah Pulau Sakala, Pulau Pagerungan Besar, Pulau Pagerungan Kecil, Pulau Sapeken, dan Pulau Gili Genting. Pemilihan kelima lokasi tersebut didasari oleh sulitnya akses terhadap fasilitas dasar seperti sarana prasarana, pelayanan kesehatan juga adanya kebutuhan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM)

Program KKN yang bertajuk Mendengar Suara Orang Pulau ini merupakan inisiasi dari Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) milik Universitas Airlangga (Unair). Sebagai perguruan tinggi mitra, ITS dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) diundang untuk berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan masyarakat pulau.

Tim KKN ITS dengan kampus mitra lainnya saat melakukan KKN Abmas di Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep

Kolaborasi antara ketiga perguruan tinggi ini mencakup pelayanan kesehatan serta pengembangan masyarakat (community development). Tim KKN ITS di sini fokus terlibat dalam community development yang bertugas melakukan survei dan observasi kondisi eksisting pulau secara komprehensif. Nantinya, data yang didapat digunakan sebagai input perencanaan jangka pendek hingga menengah setiap wilayah. 

Selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) mahasiswa ITS, Lalu Muhamad Jaelani ST MSc PhD mengatakan, ITS menerjunkan tiga orang mahasiswa dalam pelaksanaan program ini. Selain itu, dibantu oleh dua orang dari Unesa jurusan psikologi dalam mengumpulkan data. “Sehingga hasil yang didapat lebih mendalam dan komprehensif karena melakukan pendekatan berbasis masyarakat,” jelasnya.

Lalu melanjutkan, observasi dan pengumpulan data eksisting dilakukan selama 24 hari dari bulan Juni sampai Juli 2022. Setelah itu dilakukan  focus group discussion (FGD) terhadap kelima pulau yang masuk dalam ruang lingkup pengamatan. Sesi pemaparan dan FGD melibatkan stakeholder untuk memvalidasi data survei dan melakukan perencanaan secara partisipatif. 

Tim KKN saat melakukan proses observasi dalam kegiatan survei identifikasi potensi dan masalah

Dari observasi yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa ketersediaan dan keterjangkauan akses terhadap sarana dan prasarana tiga dari lima pulau masih sangat kurang. Contohnya, pada Pulau Sakala, Pulau Pagerungan Besar, dan Pulau Pagerungan Kecil yang tidak dapat mengakses listrik selama 24 jam.

Imbasnya, keterbatasan tersebut berefek kepada aktivitas warga pulau yang terhambat. Padahal kondisi tersebut sudah terjadi sejak berpuluh tahun dan belum ada upaya signifikan yang dilakukan oleh pemerintah. 

Selain itu, tim KKN juga menyoroti masalah lingkungan yang disebabkan oleh sampah dan perlu segera mendapat perhatian khusus. Warga pulau menyebutkan bahwa mereka kekurangan SDM dan sarana pengelolaan sampah, sehingga sampah yang dihasilkan tiap harinya hanya ditumpuk, bahkan lebih buruknya dibuang ke laut.

Padahal, potensi yang dimiliki oleh pulau-pulau tersebut sangat melimpah, seperti potensi sumber daya alam, potensi geografis, serta potensi pariwisatanya. Jika dioptimalkan, potensi tersebut dapat mendorong pembangunan serta perekonomian warga pulau. “Namun, kurangnya pengetahuan akan pemasaran, dan manajemen menjadi hambatan terbesar bagi warga pulau untuk meningkatkan kualitas hidup mereka,” jelas alumnus ITS angkatan 1999 ini. 

Lalu berharap, berdasarkan hasil pemetaan dan analisis yang telah dilakukan dari program ini kedepannya dapat berguna sebagai dasar kegiatan KKN selanjutnya, khususnya di lima pulau yang telah diobservasi. Pasalnya, data-data yang telah dikumpulkan dapat diolah menjadi sebuah informasi dan strategi perencanaan agar KKN yang akan dilaksanakan kedepannya dapat sesuai dengan sasaran dan harapan orang-orang pulau.

Tak hanya itu, diharapkan program ini dapat melibatkan lebih banyak kampus di Jawa Timur dan mendatangkan dampak positif yang lebih besar untuk masyarakat. “Semoga kerja sama ini memberikan manfaat untuk tim utama RSTKA dan juga melahirkan peluang pemberdayaan masyarakat yang berdampak langsung khususnya kepada masyarakat,” pungkasnya. (*)

 

Reporter: Ferdian Wibowo
Redaktur: Fatima Az Zahra

 

Tim KKN Abmas ITS  bersama dengan  Camat Gili Genting Abd Said SSosI MSi setelah melakukan focus group discussion (FGD)

 

 

Berita Terkait