ITS News

Jumat, 26 April 2024
02 Agustus 2021, 15:08

Menilik Tantangan Pertambangan Menuju Industri 5.0

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Tantangan yang akan dihadapi oleh industri pertambangan di Indonesia.

Kampus ITS, ITS News – Sektor pertambangan Indonesia semakin siap mengoptimalkan automasi di bidangnya. Meski demikian, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Ir Rizal Kasli ST IPM MAusIMM terus mengingatkan beragam tantangan yang harus dihadapi sektor ini menuju revolusi industri 5.0.

Menurut Rizal, risiko industri pertambangan tidak akan berubah dilihat dari siklusnya yang terkadang tidak dapat berkembang hingga ke tahap konstruksi dan operasi. “Pertambangan itu tidak sederhana serta membutuhkan modal yang sangat besar meskipun terkadang tidak kembali,” ujarnya dalam acara Isometric Mining Talks, Minggu (1/8).

Selain itu, berkurangnya penyerapan tenaga kerja juga menjadi buntut adanya tuntutan mengoptimalkan automasi. Padahal, masyarakat yang berada di sekitar pertambangan, akan sangat senang jika ada lapangan kerja yang banyak karena itu merupakan solusi dari masalah umum di Indonesia. “Hal ini juga menjadi akibat dari kurangnya kompetensi tenaga kerja yang memenuhi standar global,” papar Rizal.

Lebih lanjut, tantangan lain yang harus dihadapi ialah masih banyaknya infrastruktur yang perlu dibangun untuk menunjang industri 5.0 di Indonesia. “Masalah ini tentunya berkaitan erat dengan tantangan mengoptimalkan automasi,“ ucap Rizal.

(dari kiri atas) Ir Rizal Kasli ST IPM MAusIMM dan Ir Wiku Padmonobo MT FAusIMM saat sesi Talk Show.

Rizal mengingatkan, kompetensi yang harus disiapkan untuk menunjang industri 5.0 adalah cara menyelesaikan masalah, menguasai Artificial Intelligence, dan kerjasama tim. Namum baginya, satu hal yang perlu dipahami adalah saat suatu negara seperti Australia berhasil menerapkan automasi tersebut, belum tentu di Indonesia akan berhasil. “Semua tergantung kesiapan negara tersebut dalam mengadopsinya,” tegasnya.

Dalam acara yang sama, Wakil Ketua I Lembaga Diklat Profesi Perhapi, Ir Wiku Padmonobo MT FAusIMM menekankan, untuk terhubung dengan automasi yang ada tetap dibutuhkan konsep dasar yang kuat. “Kepada semuanya tolong untuk konsep dasarnya diperkuat lagi jangan hanya ingin cepat lulus,” harapnya. (*)

Reporter: Faqih Ulumuddin

Redaktur: Heny Tri Hendardi

Berita Terkait