ITS News

Kamis, 02 Mei 2024
14 Oktober 2020, 22:10

KKNT 22 ITS Bantu Pembelajaran SD di Ponorogo

Oleh : itsfat | | Source : ITS Online

Mahasiswa KKNT 22 ITS beserta guru dan murid kelas 2 SDN 1 Gandukepuh.

Ponorogo, ITS News — Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pembelajaran secara daring belum sepenuhnya efektif di beberapa daerah di Indonesia. Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang tergabung dalam kelompok 22 Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) ITS terjun membantu proses pembelajaran di beberapa Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Ponorogo.

Ketua kelompok KKNT 22 ITS, Intan Yulia Putri Perindasari, mengaku bahwa terdapat kendala pembelajaran daring di beberapa SD di Kabupaten Ponorogo. “Tidak semua murid mempunyai ponsel dan mahalnya kuota internet menyebabkan proses pembelajaran sedikit terhambat,” tutur mahasiswa yang akrab disapa Intan ini.

Maka, sejak Agustus lalu, ia bersama sepuluh temannya yang juga tergabung dalam Forum Daerah (Forda) Wengker ITS Ponorogo menggelar kegiatan KKN di tiga SD yang berbeda, yaitu SDN 1 Gandukepuh, SDN 1 Ngebel, dan SDN 3 Ngasinan. Mengangkat tema Literasi dan Numerasi, Intan mengaku menerapkan metode yang berbeda di setiap SD sesuai permintaan dan analisa kebutuhan siswa di SD masing-masing.

Dikatakan Intan, secara umum, pengajaran dilakukan secara luring dan daring. Pembelajaran luring dilaksanakan di ketiga SD tersebut. Di sana, anggota tim KKNT terjun langsung mengajar. Khusus di SDN Gandukepuh dan SDN 1 Ngabel, pembelajaran luring dilakukan di rumah siswa. “Sehingga kami harus mengunjungi rumah siswa saat mengajar,” jelasnya.

Tidak sekadar mengajar, Intan mengungkapkan bahwa mereka kerap mengemas pelajaran dengan permainan, nyanyian, dan yel-yel. Mereka juga memanfaatkan film edukatif sebagai media belajar untuk mengusir kebosanan belajar di tengah pandemi. “Sebab, kami mengusung tema Pembelajaran yang Asyik Di tengah Kondisi Pandemi,” tambah mahasiswa Departemen Fisika ini.

Mahasiswa KKNT 22 ITS saat mengajarkan pembuatan hidroponik kepada murid SDN 3 Ngasinan.

Bahkan, di SDN 3 Ngasinan, Intan menjelaskan bahwa mereka mengajak para siswa belajar bercocok tanam dengan metode hidroponik menggunakan botol bekas. Selain itu, mereka juga melakukan penanaman tanaman di lingkungan sekolah. “Siswa juga diajarkan membuat hasta karya dari barang bekas yang kemudian dapat digunakan untuk mempercantik sekolah mereka,” tuturnya.

Sedikit berbeda dengan dua sekolah lainnya, Intan mengatakan bahwa setelah dua minggu, pembelajaran di SDN 1 Gandukepuh dialihkan secara daring mengikuti kebijakan dari pihak sekolah. Oleh karena itu, mereka membantu wali kelas menyiapkan materi belajar. “Tidak lupa, kami mengedukasi guru mengenai platform yang digunakan untuk penugasan, sehingga pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien,” terangnya.

Mahasiswa KKNT ini juga mendampingi guru dalam pemberian materi dan soal melalui grup Whatsapp milik orang tua siswa. Selain itu, mahasiswa ITS juga membagikan hand sanitizer, masker serta face shield untuk bapak ibu guru serta murid agar senantiasa mematuhi protokol kesehatan. “Di beberapa tempat juga rutin dilakukan pengecekan suhu secara berkala kepada murid SD,” pungkasnya. (fat/id)

Mahasiswa KKNT 22 ITS bersama siswa SD di Ponorogo tetap mematuhi protokol kesehatan.

Berita Terkait