Kampus ITS, ITS News – Menjadi dosen Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), tidak menghalangi Nugrahardi Ramadhani SSn MT untuk berhenti menuangkan goresan karyanya. Berkat komik yang mengangkat secuplik cerita kehidupan polisi dalam menjalankan tugasnya, ia berhasil meraih juara pertama dalam ajang Komik Polisi yang diadakan oleh Satuan Lalu Lintas Polres (Satlantasres) Malang.
Lelaki yang akrab disapa Dhani ini mengungkapkan, sebenarnya prestasinya tersebut berawal dari ketidaksengajaan. Berkat rekomendasi teman yang kebetulan bekerja di Dinas Perhubungan Malang menyarankan untuk mengikuti kontes komik ini. “Iseng aja sih, kebetulan saya orang Malang, lagipula ini tidak ada batasan usia dan kebetulan saya sering membuat konten komik di instagram,” jelasnya.
Untuk membuat komik ini, Dhani mengaku tidak membutuhkan waktu yang lama. Mulai dari pembuatan sampai diunggah dilakukan sangat dekat dengan deadline. “Untuk pembuatan komik ini saya membutuhkan waktu semalam, malamnya saya buat dan kirim paginya, lalu di hari itu juga batas pengumpulannya,” ungkapnya.
Menurut Dhani, ceritanya tidak jauh dari kesehariannya mengantar anak melewati Jalan Kenjeran sampai Merr di Surabaya. Seringkali ia menemukan petugas yang sedang mengatur lalu lintas sambil difoto. Biasanya sebagian orang akan berprasangka buruk, berpikir itu pencitraan agar memenuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) kepada atasan atau sebagainya. “Namun saya memilih mengulas cerita itu, dengan menampakkan ada hidden story dari kejadian tersebut,” tuturnya.
Alumnus S1 Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengubah jalan cerita komiknya dengan menceritakan petugas polisi yang serupa, lalu menampakkan tanggapan dua orang yang berprasangka buruk. Namun setelah itu, ternyata dua orang tersebut mengetahui bahwa polisi itu mempunyai seorang anak yang sedang berbaring lemah di ranjang rumah sakit dan memberikan semangat kepada anaknya dengan bukti foto ayahnya sedang bekerja.
Tak berhenti sampai di situ, dengan aplikasi Pro Create, Dhani mencoba untuk membawa suasana komiknya dengan nuansa biru, berbeda dengan komikus lainnya yang mengikuti kompetisi ini. Ia tidak menggunakan warna lain yang kontras seperti merah, kuning, atau lainnya karena pada warna biru menyimpan nuansa ada pesan yang diungkapkan dari author kepada pembaca.
“Kalau saya coba warna kuning atau orange kok sepertinya nggak pas, warna kontras biasanya seperti meneriakkan sesuatu,” tambah dosen yang memang gemar membuat komik sejak masa SMP ini.
Author komik yang kebanyakan mengangkat kritik sosial ini berharap dengan adanya karya ini, masyarakat mampu mengurangi prasangka buruk kepada orang lain atau pihak lain. “Siapa tahu memang ada sesuatu di baliknya, paling tidak kedepankan positive thinking, agar bisa memberikan impact kepada orang lain,” tandasnya mengingatkan. (zar/HUMAS ITS)
Kampus ITS, Opini – Tantangan dalam proses pengembangan suatu gagasan baru tidak berhenti sesaat setelah karya itu lahir. Adanya
Kampus ITS, ITS News – Guna melakukan digitalisasi dan perbaikan dalam penanganan medis di Indonesia, tim mahasiswa dari Institut Teknologi
Kampus ITS, ITS News —Menghabiskan waktu selama lima tahun sebagai Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) benar-benar memberikan kenangan
Kampus ITS, ITS News – Mengukuhkan tekad di bidang keilmiahan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menempati posisi terbanyak kedua perguruan