ITS News

Kamis, 16 Mei 2024
03 Desember 2019, 22:12

Strategi Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur dalam Pemanfaatan EBT

Oleh : itssen | | Source : ITS Online

(dari kiri) Dr Bambang Sudarmanta ST MT, Mohammad Ghofirin, Dr Arman Hakim Nasution sebagai moderator, Indra Chandra Setiawan ST MT, dan Ir Kukuh Sudjatmiko

Kampus ITS, ITS News – Saat ini Pemerintah Indonesia sedang bergerak untuk meningkatkan mutu energi ramah lingkungan. Hal itu dilakukan melalui pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang ada. Guna mendukung percepatan pemanfataan EBT, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang bertajuk Green Economic Membangun Daya Saing Berbasis Energi dan Industri Ramah Lingkungan Provinsi Jawa Timur di Oakwood Hotel & Residence, Senin (2/12) lalu.

Secara nasional, penggunaan energi yang marak dimanfaatkan adalah bahan bakar fosil. Namun, kondisi eksisting dari cadangan sumber daya fosil semakin lama semakin menipis. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Kepala Bidang Geologi Dinas Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Provinsi Jawa Timur, Ir Kukuh Sudjatmiko mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur saat ini mulai mengganti penggunaan bahan bakar fosil dengan energi baru terbarukan (EBT).

Dalam mendukung upaya tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerapkan tiga prinsip utama dalam pemanfaatan EBT. Prinsip yang dipegang antara lain memaksimalkan pemakaian EBT, meminimalkan penggunaan minyak bumi, dan mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi. “Untuk pemanfaatan nuklir, itu akan menjadi alternatif terakhir bagi pemerintah,” imbuhnya.

Kukuh, sapaan akrabnya, juga memaparkan bahwa ada beberapa kebijakan pemerintah untuk memaksimalkan penggunaan EBT. Kebijakan yang pertama adalah dengan meningkatan kualitas data dari daerah yang memiliki potensi EBT. “Hal ini dilakukan dengan melakukan survei dan studi kelayakan dari lokasi tersebut,” terangnya.

Kebijakan yang kedua adalah dengan melakukan evaluasi terhadap pemanfaatan EBT. Evaluasi ini dilakukan dengan cara mendirikan pembangkit listrik yang sesuai dengan kondisi di daerah tersebut. “Contohnya dengan mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di daerah yang memiliki air terjun,” tambahnya.

Sementara untuk kebijakan yang terakhir adalah menciptakan budaya hemat energi. Salah satunya dilakukan dengan sosialisasi kepada sekolah-sekolah melalui program Sekolah Adiwiyata yaitu program pendidikan lingkungan hidup. “Kita didik para siswa untuk menerapkan budaya hemat energi sejak di lingkungan sekolah,” urainya.

Diakhir sesi, Kukuh berharap agar masyarakat di Provinsi Jawa Timur mulai beralih menggunakan EBT daripada bahan bakar fosil. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran udara akibat pembakaran fosil. “Dengan memanfaatkan EBT kita bisa membantu peningkatan pendapatan masyarakat di daerah yang memiliki potensi EBT,” pungkasnya. (sen/bel)

Berita Terkait