ITS News

Sabtu, 27 April 2024
07 November 2019, 06:11

ISOCEEN Bahas Ancaman Wilayah Pesisir

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Keynote Speaker Prof Alvaro Semedo PhD (dua dari kiri), Ir Liliane Geerling RTD (tengah), dan Prof Dano Roelvink (kanan) pada ISOCEEN 2019.

Kampus ITS, ITS News — Memasuki tahun ketujuh, International Seminar on Ocean and Coastal Engineering, Environmental and Natural Disaster Management (ISOCEEN) kembali hadir untuk menyoroti banyaknya permasalahan pesisir. Bekerja sama dengan beberapa universitas Belanda, kegiatan ini bertujuan menyampaikan pentingnya perlindungan dan perencanaan kawasan pesisir.

Pembicara seminar, Prof Alvaro Semedo PhD menyebutkan, beberapa kota penting dunia yang berada di kawasan pesisir terancam mengalami penurunan permukaan tanah. Salah satu kota tersebut adalah Jakarta. “Pada penelitian terbaru, akan lebih banyak wilayah pesisir lain yang terancam terhapus dari peta pada 2050 nanti,” tambahnya. 

Dalam kajiannya, pria asal Belanda ini menyebutkan bahwa curah hujan dan temperatur di beberapa area naik secara dramatis. Hal itu terjadi karena konsentrasi karbondioksida di atmosfer mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. “Bahkan temperatur bumi mengalami kenaikan yang signifikan,” ujar pria yang langsung didatangkan dari Belanda itu.

Selain itu, penurunan permukaan tanah disebabkan oleh naiknya permukaan air laut. Iklim dan temperatur Bumi menjadi penyebab terbesar permasalahan tersebut. Terlebih, temperatur global saat ini mencapai angka yang paling tinggi dibanding tahun sebelumnya. “Naiknya permukaan air laut disebabkan oleh tingginya temperatur global yang mengakibatkan air laut memuai,” terang profesor dari IHE Delft Institute for Water Education itu.

Prof Alvaro Semedo PhD saat memaparkan materinya

Sementara itu, Prof Dano Roelvink menyampaikan, pemodelan bentuk pesisir pantai perlu dibuat terlebih dahulu untuk mengatasi berbagai permasalahan pesisir. Pemodelan tersebut dibuat dengan mempertimbangkan efek dari arah dan tinggi gelombang serta faktor angin. “Meskipun data yang ada dapat berubah di masa mendatang, pemodelan ini dapat memberi gambaran realistis,” ungkapnya.

Profesor dari HZ of Applied Sciences University ini melanjutkan, penurunan permukaan tanah dan kerusakan kawasan pesisir lainnya dapat ditanggulangi dengan membuat kawasan mangrove. Menurutnya, brigade mangrove dapat meredam gelombang dari laut lepas sehingga menurunkan erosi di pesisir. “Pun erosi yang disebabkan oleh angin dapat dicegah dengan penanaman mangrove ini,” tambah Dano.

Dalam seminar ini, setidaknya 42 makalah hadir untuk membahas berbagai topik kelautan. Seperti Hydrodynamics and Morphodynamics, Ocean Engineering and Offshore Technology, Port and Coastal Engineering, Natural Disaster Management, Sea Transportation and Ship Technology, Ocean renewable Energy and Development, Marine Science and Technology, dan Coastal, Delta, River and Estuary Management and Its Environmental. Diharapkan, makalah ini dapat menjadi kontribusi riil sebagai solusi dari masalah yang ada. (dya/hen)

Berita Terkait