ITS News

Selasa, 28 Mei 2024
20 Agustus 2019, 22:08

Perjuangan Alvin, Mahasiswa Baru ITS Asal Aceh

Oleh : itsvio | | Source : -

Potret Alvin Daffa Kumara Zulfiansyah, mahasiswa ITS angkatan 2019 asal Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar.

Kampus ITS, ITS News – Meneruskan pendidikan tinggi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merupakan impian banyak calon mahasiswa. Tak jarang, segala upaya dilakukan agar dapat mengecap pendidikan di kampus unggulan Indonesia ini. Hal inilah yang diperjuangkan oleh Alvin Daffa Kumara Zulfiansyah, mahasiswa ITS angkatan 2019 asal Aceh sebagai salah satu mahasiswa dengan asal daerah terjauh.

Pria yang akrab disapa Alvin ini berasal dari Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, yang memiliki jarak kurang lebih 3.280,2 kilometer dari Surabaya. Alvin mengaku, tertarik belajar di ITS karena ITS sendiri memiliki banyak prestasi tingkat internasional dan dinilai mumpuni dalam bidang akademik. “Contohnya, skripsi bisa sampai 3000 halaman. Jadi, saya berjuang untuk bisa masuk di ITS,” celetuknya yang mengundang tawa dari mahasiswa baru lainnya.

Dalam memperjuangkan impiannya ini, Alvin harus menghadapi berbagai halangan. Seperti halnya, orang tuanya yang menginginkan Alvin untuk tidak kuliah tidak jauh dari tanah Aceh. Namun, dengan semangat yang tinggi, Alvin akhirnya dapat meyakinkan orang tuanya dengan berbagai persyaratan. “Syarat dari orang tua selama di ITS itu IPK harus tinggi, dapat beasiswa, dan di Surabaya tinggal bersama nenek,” ungkapnya.

Selain berupaya mewujudkan harapan orang tuanya, mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS ini memiliki cita-cita untuk mengikuti lomba internasional dan menjadi mahasiswa berprestasi. “Saya tertarik di bidang robotika, sehingga ingin mengikuti ITS Robotic Team,” tuturnya. Selain itu, peraih Juara 1 Elektronika Kreatif ini juga berharap dapat lulus dengan predikat cumlaude dan melanjutkan program magister di luar negeri.

Tentu tak mudah bagi Alvin dalam menggapai serentetan impiannya. Ia harus mulai beradaptasi dengan perbedaan bahasa dan budaya antara Aceh dan Surabaya. “Waktu transit di Jakarta sempat tersesat selama dua jam karena mereka pakai bahasa Jawa,” ujarnya. Alvin juga mengaku telah menghabiskan dana jutaan rupiah untuk dapat menginjakkan kaki di kampus impiannya ini.

Berbagai kendala dan halangan tersebut nyatanya tidak menyurutkan niat Alvin dalam memperjuangkan masa depannya di ITS. Ia mengaku, terus menanamkan sikap berani mengambil risiko dan tidak ragu untuk mencoba. Kepada mahasiswa ITS, Alvin berpesan agar terus berdoa dan bersyukur, serta menekankan sikap saling menghargai dan menjauhi keangkuhan. “Mungkin kita pergi dengan kekanakan, namun pastikan kita pulang dengan kedewasaan,” tutupnya. (vi/owi)

Alvin ketika diwawancarai dalam Acara Pengukuhan Mahasiswa Baru ITS Angkatan 2019

Berita Terkait