ITS News

Minggu, 16 Juni 2024
24 Mei 2024, 21:05

LSCAMP 2024 Ulas Strategi Mengelola Social Commerce

Oleh : itsrea | | Source : ITS Online
Gambar peserta seminar LSCAMP 2024

Foto bersama parapeserta bersama narasumber dari serangkaian seminar pada acara LSCAMP 2024

Kampus ITS, ITS News – Era digital menuntut semua bidang agar dapat beradaptasi dengan teknologi, tak terkecuali dalam kegiatan komersial. Melalui acara Logistic and Supply Chain Camp (LSCAMP) 2024, Departemen Teknik Sistem Industri (DTSI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengajak masyarakat mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan social commerce.

Mengangkat tema Managing Social Commerce: Beyond Likes, Follows, and Endorses, LSCAMP 2024 berupaya meningkatkan kemampuan dan pemahaman para peserta mengenai pentingnya mengelola social commerce sebagai media branding. Hal ini tidak lepas dari perubahan gaya beli konsumen yang beralih ke platform digital.

Kepala Laboratorium Logistic and Supply Chain Management (LSCM) ITS, Ir Niniet Indah Arvitrida ST MT PhD menjelaskan bahwa perubahan tersebut menjadikan media sosial bukan hanya sebagai media komunikasi, tetapi juga platform yang mampu menggerakkan aktivitas komersial. “Dengan demikian, LSCAMP 2024 diharapkan dapat menjadi sarana untuk mempelajari social commerce agar mampu meningkatkan penjualan,” terangnya.

Gambar ketua pelaksana LSCAMP 2024

Ketua pelaksana LSCAMP 2024, Alicia Bernadine Pandy saat memberikan sambutan

Lebih dalam, social commerce sendiri merupakan penggunaan platform media sosial untuk menjual jasa atau produk. Dalam social commerce, konsumen menjadi aktif berinteraksi seperti memberikan ulasan, berbagi pengalaman, dan memberi rekomendasi sehingga pengalaman konsumen menjadi bagian penting dari pemasaran.

Sebagai narasumber juga, Niniet menjelaskan bahwa rantai pasok turut ambil peran dalam social commerce. Rantai pasok sendiri merupakan seluruh rangkaian proses yang terlibat dalam produksi hingga distribusi suatu produk. Jika rantai pasok sebuah produk terintegrasikan dengan baik maka akan muncul kepuasan konsumen yang dapat memberi ulasan positif pada social commerce.

Di sisi lain, keterlibatan aktif konsumen dalam social commerce dapat menjadi pisau bermata dua. Tingginya persentase konsumen yang mempercayai ulasan daring layaknya rekomendasi personal dapat menciptakan fluktuasi permintaan yang signifikan dan berpengaruh ke rantai pasok.

Gambar dosen menerangkan

Kepala Laboratorium LSCM ITS, Ir Niniet Indah Arvitrida ST MT PhD ketika mengenalkan social commerce dan rantai pasok

Pada kesempatan yang sama, Presiden International Supply Chain Education Alliance (ISCEA) Indonesia, Prof Ir I Nyoman Pujawan MEng PhD CSCP menerangkan ada empat aspek rantai pasok yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan pengelolaan social commerce. Keempat aspek tersebut yakni visibilitas informasi, pengisian ulang inventaris secara dinamis, transparansi rantai pasokan, dan analisis prediktif untuk peramalan permintaan.

Visibilitas informasi memungkinkan pembaruan waktu nyata mengenai status pesanan, penundaan pengiriman, dan informasi lainnya mengenai pengiriman. Pengisian ulang inventaris secara dinamis berdasarkan data waktu nyata dapat mengoptimalkan tingkat inventaris yang dimiliki.

Gambar Prof Nyoman ketika menjadi narasumber

Presiden ISCEA Indonesia, Prof Ir I Nyoman Pujawan MEng PhD CSCP ketika memaparkan mengenai social commerce dari perspektif rantai pasok

Selain itu, social commerce dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan transparansi rantai pasok seperti dengan membuat konten di balik layar maupun memperlihatkan fasilitas produksi. Dalam konteks analisis prediktif untuk peramalan permintaan, machine learning dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan manajemen inventaris dan meminimalkan kehabisan stok.

Kegiatan LSCAMP tahun ini menghadirkan Dosen Laboratorium Logistik dan Manajemen Rantai Pasok ITS, Ir Rizki Revianto Putera ST MT PhD. Para pakar di bidang rantai pasok dan aktivis social commerce seperti Kalam Al Jibran ST, Syafira Devani Putri SM, dan Even Alex Chandra SH MH pun turut diundang dalam acara ini.

Kegiatan LSCAMP 2024 berjalan sukses dengan meraih antusiasme tinggi dari 70 peserta yang tergabung. Banyak aspek yang dapat dipelajari dari social commerce, termasuk kaitannya dengan hukum, algoritma, rantai pasok, dan influencer. “Selain menjadi sarana belajar, saya berharap peserta LSCAMP 2024 dapat menjalin relasi satu sama lain,” tutup Niniet dengan senyum hangat. (*)

 

Reporter: Andra Eka Wijayanti
Redaktur: Bima Surya Samudra

Berita Terkait