ITS News

Sabtu, 27 April 2024
11 Desember 2018, 13:12

Menyelami Industri Ekonomi Kreatif yang Legit

Oleh : itsmis | | Source : -

Penyerahan kenang-kenangan kepada Hafshoh Mubarak yang telah membagikan pengalamanya bergerak di Industri Ekonomi Kreatif kepada mahasiswa Fakultas Arsitektur Desain dan Perencanaan (FADP) ITS

Kampus ITS, ITS News – Berkembangnya bidang ekonomi kreatif membuka peluang kerja yang besar bagi lulusan Fakultas Arsitektur Desain dan Perencanaan (FADP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Hafshoh Mubarak, seorang alumnus ITS yang juga ketua Surabaya Creative Network (SCN) membagikan pengalamannya bergelut di bidang ini.

Dalam sebuah roda ekonomi, Hafshoh menjelaskan, ada yang namanya ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif sendiri memiliki 16 subsektor di antaranya desain produk, desain komunikasi visual, fesyen, arsitektur, periklanan, pertunjukkan, dan masih banyak lagi. “Mahasiswa FADP cocok terjun dalam dunia ekonomi kreatif untuk mengembangkan keprofesian mereka,” tegasnya.

Hafshoh kemudian memberikan contoh lewat komunitas SCN yang bergerak dalam ekonomi kreatif. Sebagai perkumpulan komunitas kreatif Kota Surabaya, SCN diharapkan dapat menjadi inisiator pengembangan strategi branding dan membangun jaringan yang luas. “SCN berupaya agar kota Surabaya dikenal sebagai kota kreatif yang siap berkolaborasi dan berkompetisi global,” kata wanita yang tergabung dalam Indonesia Creative Cities Network (ICCN) ini.

Diyakini Hafshoh, ekonomi kreatif dapat menggerakkan aktivitas ekonomi sebuah perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa produk fesyen yang menjadi iklan dalam drama, film atau konten favorit. Produk tersebut memiliki dampak nilai jual dan peminat yang tinggi. “Oleh sebab itu dibutuhkan konten dan ide kreatif yang menarik dan cukup menantang bagi generasi muda,” ujar alumnus ITS angkatan 2003 ini.

Hafshoh bercerita, dalam perjalanannya, SCN berusaha untuk memecahkan permasalahan ego sektoral, kolaborasi yang minim, dan sikap perubahan. Salah satu kegiatan SCN yang sudah dilakukan adalah pembuatan mural di Kampung Dolly. “Ini adalah keahlian asli dari mahasiswa FADP yang harus dimanfaatkan dan diimplementasikan,” kata Hafshoh.

Foto bersama Hafshoh Mubarak bersama mahasiswa Fakultas Arsitektur Desain dan Perencanaan (FADP) ITS

Didukung Kota Kreatif
Surabaya diyakini Hafshoh merupakan sebuah kota yang sangat kreatif. Indikator dari kota kreatif yakni kota yang memelihara sejarah, memanfaatkan energi terbarukan, fasilitas umum yang layak, menumbuhkan kreativitas masyarakat, memuliakan ham, dan inklusif. “Ini adalah peluang kerja bagi mahasiswa FADP apabila kalian jeli dan memiliki komunitas yang luas,” lanjut Hafshoh.

Hafshoh menambahkan, keberadaan kota kreatif diperlukan sebagai ekosistem organik. Selain itu kota akan lebih mampu berkembang secara dinamis dan kontekstual. Pun sebagai upaya untuk mewujudkan pengembangan dan pemerataan pembangunan daerah. “Ini termaktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019,” ungkapnya.

Hafshoh memiliki visi untuk mengembangkan kota Surabaya sebagai kota yang lebih kreatif. Beberapa misi yang akan Hafshoh lakukan adalah mendirikan fasilitas industri kreatif, kantong inovasi, dan menjawab isu perkotaan berkelanjutan.

Tahapan yang akan dilalui adalah pemetaan, strategi, pembangunan, pemasaran, dan keterbukaan. “Mahasiswa dapat ikut membantu untuk mengembangkan ini agar memiliki pengalaman, menambah wawasan, dan memperluas jejaring,” ujar founder hompimpah yang telah memproduksi film animasi God and Friends ini.

Tak lupa, bagi Hafshoh penting untuk memiliki teman yang sangat banyak dan jaringan yang kuat. Sebab, menurutnya, ITS telah banyak membantunya untuk menjadi seperti sekarang. “Belajarlah dari pengalaman dan ikutlah banyak komunitas, karena itu dapat menolong kalian dalam mencari pekerjaan,” pungkasnya. (qin/owi)

Berita Terkait