ITS News

Jumat, 26 April 2024
13 Februari 2018, 01:02

Sambangi ITS, Jonan Paparkan Rasio Elektrifikasi Indonesia

Oleh : gol | | Source : -
Menteri ESDM Ignasius Jonan saat menyampaikan materi kuliah umum di ITS

Menteri ESDM Ignasius Jonan saat menyampaikan materi kuliah umum di ITS

Kampus ITS, ITS News- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan kembali mengunjungi ITS. Kali ini, Jonan datang untuk memberikan kuliah tamu bertajuk Energi Berkeadilan. Kunjungan ini juga ditujukan untuk penandatanganan nota kesapahaman antara ITS dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) ESDM pada Jumat (9/2).

Dalam kuliah tamu yang bertajuk Energi Berkeadilan, Jonan mengajak peserta untuk memahami rasio elektrifikasi di Indonesia. Rasio elektrifikasi merupakan gambaran dari perbandingan masyarakat yang sudah dan yang belum menikmati layanan listrik.

Jonan menyampaikan, hingga Desember 2017 masih terdapat 4,65 persen penduduk Indonesia yang belum ‘disetrum’ oleh pemerintah. “Jumlah tersebut setara dengan lebih dari 12 juta jiwa,” terangnya.

Data dari Kementerian ESDM menyebutkan, dari 85.000 desa yang ada di Indonesia 2500 diantaranya belum tersentuh listrik sama sekali. Kebanyakan desa tersebut tergolong sebagai wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Jonan mengaku setiap kali Ia singgah ke daerah Indonesia timur, penduduk setempat selalu menanyakan perihal pemerataan listrik. “Sulit sekali bagi saya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Saat ini rasio elektrifikasi di Papua masih 60 persen, artinya ada 40 persen dari masyarakatnya belum terjamah listrik. Menjawab masalah semacam itu tentunya bukan hal yang mudah dilakukan,” tuturnya.

Meski demikian, Jonan menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperjuangkan pemerataan energi listrik hingga mencapai rasio elektrifikasi 100 persen. “Meningkatkan rasio elektrifikasi merupakan program nasional yang jauh lebih penting dibanding kendaraan listrik,” sindirnya.

Oleh karena itu, menurutnya penting sekali untuk mengingat sila kelima pancasila yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. “Tanpa listrik peradaban akan sulit berkembang,” tegasnya. (bel/qi)

Berita Terkait