ITS News

Sabtu, 27 April 2024
26 Januari 2018, 22:01

Kulak Jare Dodol Jare

Oleh : itsmis | | Source : -

Ilustrasi ludruk (Sumber: istimewa).

Ternyata, banyak hal yang berulang. Yang ada di zaman old, berulang di zaman now. Perbedaan keduanya tipis saja. Biasanya terletak pada medium dan modus saja. Kandungannya sama. Sepenuhnya sama. Dalam kaitan ini, saya termasuk yang beruntung. Sudah tahu sejak zaman old dan mengenali sisi baik-sisi tidak baiknya, untuk kemudian mengambil pelajaran darinya dan tidak menggunakannya di zaman now.

Ludruk adalah menu utama saya di hampir setiap malam. Di zaman old, di hari-hari pasca panen di dusun saya. Dari ludruk saya mengenal ungkapan: ‘kulak jare dodol jare’. Terjemah leksikalnya: Membeli ‘katanya’ menjual ‘katanya’. Mengabarkan sesuatu yang bersumber dari katanya. ‘Kulak jare dodol jare’ digunakan untuk meng-kualifikasi kabar.

Kabar yang berawal dari ‘katanya anu’ adalah jenis kabar yang bermutu rendah dan harus dihindari. Kabar yang demikian masuk kategori ‘ kabar ‘kulak jare dodol jare’. Kalau kabar yang masuk kualifikasi ‘kulak jare dodol jare’ tetap dikabarkan ke orang lain, maka orang yang mengabarkan ini harus bersiap menerima encepan orang. Encep adalah jenis senyum sinis yang kandungan utamanya adalah ejekan. Boleh jadi akan dicemooh orang sedusun.

Kabar kualifikasi ‘katanya anu’ memang tidak bermutu. Validitas-nya rendah. Yang lebih tidak bermutu dan lebih tidak valid adalah yang berkualifikasi ‘katanya anu dari katanya ana’, lebih jauh lagi ‘katanya anu dari katanya ana dari katanya ani’. Semakin panjang rantainya kualifikasi kabar-nya semakin tidak bermutu plus semakin tidak valid.

Kemudian di zaman now saya mengenal ‘copy-paste-share’. Di zaman ini saya juga mengenal hoax. Adakah hal mendasar yang membedakan antara ‘kulak jare dodol jare’ dengan ‘copy-paste-share’. Sepanjang yang saya cermati dan saya pahami. Kedua-nya serupa dan sebangun. Kalau dipaksa mencari pembeda keduanya, saya menemukan satu pembeda: Kabar-kabar dari ‘copy-paste-share’ mempunyai rantai kualifikasi yang lebih panjang dari ‘kulak jare dodol jare’. Katanya katanya. Katanya katanya katanya. Katanya katanya katanya katanya.

Semakin panjang rantai katanya katanya, tertawa gembiralah si hoaks ini. Terbahak-bahak. Bahkan terpingkal-pingkal. Gulung-gulung pula.

Dr. Darmaji, S.Si., M.T.
Direktur Kemahasiswaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Berita Terkait