ITS News

Sabtu, 27 April 2024
26 Desember 2017, 14:12

Natal Pertama Mahasiswa Timor Leste di ITS

Oleh : gol | | Source : -

Elio Domin Pinto (baju lurik) merayakan natal bersama teman-temanya asal Timor Leste

Kampus ITS, ITS News- Tidaklah mudah menjalani Natal tanpa merasakan hangatnya kebersamaan keluarga. Natal telah lama mewakili pertemuan keluarga yang menyenangkan dan berbagi tradisi liburan dari masa ke masa. Meskipun jauh dari orang terkasih dan kampung halaman, Elio Domin Pinto tetap memperingati hari kelahiran Yesus Kristus ke dunia dengan penuh suka cita, Senin(25/12).

Sebagai mahasiswa perantauan, pulang ke rumah ketika hari raya merupakan momen yang sangat dinanti-nantikan. Apalagi jika menuntut ilmunya di negara orang. Begitu pun yang di alami Elio Domin Pinto, mahasiswa asal Timor Leste yang berkuliah di Intitut Teknologi Sepuluh Nopember(ITS) Surabaya. El, biasa ia disapa, harus melapangkan dadanya karena tidak bisa merayakan Natal bersama kedua orang tua dan saudara-saudaranya.

Sebenarnya, ada keinginan yang mendalam bagi El untuk bisa pulang ke rumah. Namun, angan-angannya untuk pulang ke rumah telah kandas ketika ia meminta izin kepada kedua orang tuanya. Bukan persetujuan yang dia dapatkan, kedua orang tua El bersikeras melarngnya pulang. “Sebenarnya saya ingin pulang tetapi kedua orang tua saya tidak mengizinkan,” ujar mahasiswa Departemen Teknik Perkapalan tersebut.

Bukan tanpa alasan orang tua El tidak memperbolehkannya pulang, ada maksud baik di dalamnya. Ayah dan ibunya menginginkan agar anak laki-lakinya tersebut dapat mandiri. “Orang tua saya juga menginginkan agar saya dapat merasakan Natal sendiri tidak ditemani keluarga,” tambahnya.

Sangat sedih, itulah gambaran perasaan yang dialami El. Bayang-bayang akan perayaan Natal yang biasa dilakukan ketika di kampung halaman acap kali datang menghampirinya. “Saya kangen berkumpul bersama keluarga, mengadakan pesta, dan bermain bersama keponakan-keponakan saya di rumah ketika Natal,” kenang mahasiswa yang hobi berolahraga itu.

El mengungkapkan di rumahnya, dia biasa merayakan natal dengan mengadakan pesta keluarga. Disana dia biasa menarikan tarian Tebe Dahur, tari berpasangan ala Timor Leste. Kemudian ditengah ramai dan hangatnya keluarganya, dia akan mengadakan makan bersama.

Tahun 2017 ini, dia harus puas dengan bantuan teknologi untuk menjembatani jarak antara dia dengan keluarganya. Melalui video call El megucapkan selamat natal dan berbagi perayaan natal di Indonesia kepada keluarganya di Timor Leste. “Meski tidak bisa berjumpa secara langsung, tetapi sangat membantu saya melepas rindu dengan orang tua,” jelasnya.

Ia mengaku tak kuasa menahan air mata ketika menatap sosok kedua orangtuanya lewat video call. Namun ia dnasehati orangtuanya untuk fokus ke pendidikan dan masa depannya. “Kata ayah saya lelaki itu harus kuat, saya harus fokus dengan tujuan saya untuk belajar disini,” ungkapnya penuh hari.

Untungnya, El tidak sendiri. Terdapat 19 temannya dari Timor Leste yang juga tidak pulang dan terpaksa merayakan Natal di Kota Pahlawan. Bersama teman-temannya El berdoa, beribadah digereja, dan merayakan natal bersama-sama. Hal itu membuatnya merasa tak kesepian lagi.

Momen Natal kali ini juga tak disia-siakan El untuk mengenal Surabaya lebih dekat lagi. Ia dan kawan-kawannya sudah merencanakan untuk meghabiskan liburan dengan berkunjung ke berbagai tempat wisata.

Dalam damainya Natal El mencoba mengambil pelajaran dari apa yang dia alami. Meski jauh dari orang terkasih tak lantas mengurangi kebahagiaannya menyambut suka cita Natal. “Saya berharap dengan perayaan kelahiran  Tuhan Yesus Kristus membawa kedamaian dan kebahagiaan semua orang di dunia terutama saya dan keluarga saya,” pungkasnya. (jun/gol)

Berita Terkait