ITS News

Jumat, 26 April 2024
13 Desember 2017, 18:12

Majukan Maritim, ITS Galakkan Forum Diskusi

Oleh : gol | | Source : -

Menyikapi keinginan Indonesia untuk memajukan kemaritiman, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) undang pakar maritim untuk berdiskusi. Forum ini berlangsung Rabu, (13/12) di Gedung Ruang Seminar National Ship Design and Construction (NASDEC). Diskusi dihadiri oleh Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Ir. Sarwono Kusumaatmaja dan pemegang kepentingan maritim di Jawa Timur.

Mimpi menjadi negara maritim harus segera diwujudkan. Hal yang bisa segera dilaksanakan adalah memfokuskan pembangunan maritim. Pembangunan ini berupa penguatan regulasi kemaritiman dan penguatan lembaga yang mengurus dan menangani bidang maritim. Begitulah sambutan Sarwono, Menteri Kelautan era presiden Gusdur dalam forum diskusi maritim kali ini.

Sarwono memberi salam pembuka dengan membandingkan keadaan pasar Indonesia dan China. Ia mengatakan, kemajuan China dalam hal perdagangan ini dikarenakan pelabuhan dan tata kelola hubungan laut yang bagus.

“Kelautan itu penting adanya. Harga pasar barang akan mahal kalau infrastruktur laut buruk. Inisiasi perdagangan China yang mendunia itu karena sistem hubungan laut mereka yang baik,” ungkap Sarwono. Ia mengatakan, diskusi semacam ini memang perlu. Hal ini menandakan kepedulian ITS selaku kampus maritim untuk kemajuan kelautan di Indonesia.

Forum yang diinisiasi oleh Prof Ir Daniel M Rosyid PhD ini membahas mengenai hambatan kemaritiman di Jawa Timur. Karenanya, para pemangku kebijakan maritim seperti Dinas Perhubungan Jawa Timur, Perwakilan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) Surabaya, Kementrian Kemaritiman, Dinas Perindustrian, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), Perwakilan dari Industri Galangan Kapal dan Perwakilan PT. Pelindo III hadir dalam diskusi ini.

Membuka diskusi, Dr Nyono ST MT, Kepala Bidang Perhubungan Laut dan LLSDP, Dinas Perhubungan Jawa Timur mengatakan, ada kendala pembangunan dalam hubungan laut. Hal ini akibat kebijakan dari Kementerian Kemaritiman yang kurang berpihak pada daerah. “Seharusnya, daerah diberi otonomi penuh untuk pembangunan pelabuhan di Jawa Timur. Sehingga, ada kemajuan pelabuhan yang signifikan dalam  perhubungan laut di Indonesia,” paparnya.

Kecilnya signifikansi ini menyebabkan kemajuan industri yang berpangku pada pelabuhan dan kapal sulit berkembang. “Dalam diskusi ini, mungkin kami bisa menyampaikan kepada Kementerian Kemaritiman yang juga hadir disini untuk melakukan penyikapan. Dengan memberikan otonomi untuk mengelola daerah sendiri, kami bisa melakukan pembenahan pelabuhan di Jawa Timur,” ujarnya.

Diskusi kali ini juga membahas mengenai perindustrian kapal yang komponen-komponennya  masih impor. Masalah sertifikasi masih menjadi kendala yang tak terelakan. Dari diskusi ini, diharapkan kendala dari setiap badan di dunia maritim, dapat diungkap dan dicarikan solusinya. “Memang sinergitas itu perlu,” ucap Daniel, Guru Besar Teknik Perkapalan  yang bertindak selaku moderator forum. (nov/dza)

Berita Terkait