ITS News

Rabu, 15 Mei 2024
06 Desember 2017, 03:12

Indonesia Berlimpah Potensi Energi Terbarukan.

Oleh : gol | | Source : -

Penyerahan cindera mata oleh Dr Bambang Lelono Widjiantoro ST MT, Dekan FTI ITS, kepada Muhammad Ibnu Said, Dubes LBBP Indonesia terhadap Denmark

Kedatangan Muhammad Ibnu Said, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia terhadap Kerajaan Denmark menjadi suatu momen yang tak layak dilewatkan. Dengan membawa gagasan kerjasama bidang energi terbarukan, ITS menjadi salah satu kampus yang mendapat kunjungan Ibnu selama berkunjung ke kunjungannya ke Jawa Timur.

Dalam kuliah umum bertajuk Peluang dan Tantangan Penerapan Energi Terbarukan dengan studi kasus Denmark, Ibnu mengajak peserta kuliah menilik Paris Agreement yang disetujui tahun 2015 lalu. Dalam perjanjian yang disepakati di Kota Paris itu, Indonesia mengajukan gagasan untuk fokus dalam pengembangan energi terbarukan yang ditargetkan akan mengalami peningkatan 16 persen di tahun 2025.

Dengan adanya kesepakatan ini, Indonesia mulai serius mengembangkan potensi energi terbarukan di tanah air. Hal inilah yang menarik perhatian Denmark untuk bekerja sama dengan Indonesia. Menurut Ibnu, predikat Indonesia sebagai negara terbesar ke-empat setelah India, China, dan Amerika menjadi daya tarik bagi negara negara eropa untuk bekerja sama.

“Selain itu, Indonesia juga negara demokratis ketiga terbesar di dunia. Hal ini semakin memudahkan terbukanya kesempatan bekerja sama karena adanya kemiripan antar kedua negara,” tuturnya.

Ditambahkan Ibnu, Indonesia berpotensi dalam bidang  kuat ombak laut, pemanfaatan cahaya matahari, clean energy serta wind power.

Di Indonesia, konsumsi energi tumbuh lebih tinggi daripada pertumbuhan produk domestik bruto. “Tahun lalu, PDB naik lima persen sementara pertumbuhan konsumsi energi naik hampir enam persen. Permintaan energi tumbuh lebih cepat dibandingkan PDB. Frnomena ini jarang sekali ditemu di negara lain dan sangat penting untuk segera mengembangkan sektor energi terbarukan,” papar Ibnu.

Konsumsi energi terbesar Indonesia di 2016 masih didominasi oleh minyak bumi sebesar 41 persen. Kemudian diikuti batu bara 36 persen dan gas 19 persen. Sementara di sisi lain, produksi minyak di Indonesia hanya mampu mencukupi 55 persen dari kebutuhan konsumsi dalam negeri.

Dikatakan Ibnu potensi panas matahari yang dapat diserap di wilayah Indonesia mencapai 532.36 W, gelombang air mencapai 75 GW, sedangkan panas bumi dapat diserap hingga 40 persen. “Hal ini benar-benar menguntungkan Indonesia jika dimanfaatkan dengan baik,” tambahnya.

Dengana danya kesepakatan Indonesia dan Denmark, Ibnu menjamin akan membantu penyediaan bebas visa diplomatik dan visa dinas untuk dan Denmark. Kemudian, akan diikuti dengana danya kerjasama lingkungan hidup dalam bidang ekonomi dan Lingkungan.

“Terakhir, kami akan mencoba membantu agar para mahasiswa Indonesia yang belajar di Denmark, mendapatkan beasiswa yang cukup supaya benar benar focus belajar tanpa harus memikirkan finansial,” ujar Ibnu. (efa/ven)

Berita Terkait