ITS News

Rabu, 08 Mei 2024
03 Februari 2012, 14:02

Dua Ahli Bahas Transportasi Angkutan Umum

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dua ahli transportasi diundang di salah satu jurusan tertua di ITS ini. Hadir sebagai salah satu pemateri seminar, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bapekko) Surabaya, Ir Hendro Gunawan MA. Hendro lebih banyak membahas angkutan umum di Kota Surabaya saja. Menurutnya, Surabaya adalah pusat pembangunan di Indonesia wilayah Timur.

Menurut pria yang berasal dari Kediri ini, beberapa sebab angkutan umum tidak lagi menarik bagi masyarakat adalah tidak ada jadwal baku, kenyamanan dan keamanan penumpang, dan lainnya. Dalam perkiraannya, akibat banyaknya jumlah kendaraan pribadi, pengguna sepeda motor dan mobil akan berpotensi beralih ke angkutan massal.

Salah satu rencana Bapekko Surabaya adalah mendirikan monorail dan tramway (semacam kereta). Tramway ini sejenis angkutan umum dalam kota. Hal ini dilakukan lantaran monorail mampu mengurangi titik konflik dengan persimpangan sebidang. Selain itu, kapasitas monorail lebih besar dari busway. ”Dan jarak antarstasiun tidak jauh, maksimal 2.29 km, minimal 0.6 km,” tutur Hendro.

Selain Hendro, pembicara lain adalah Prof Dr-Ing A. Munawar, dosen Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta. Salah satu pencetus dan eksekutor Bis Trans Jogja ini membahas Reformasi Angkutan Umum di Perkotaan Indonesia.

Reformasi yang dimaksudkan agar masyarakat tidak ragu menggunakan angkutan umum. Adapun yang termasuk dalam reformasi ini adalah manajemen dan kriteria angkutan massal yang memadai.

Ia menjelaskan, angkutan massal dapat dikatakan ideal apabila aman, nyaman, dan tepat waktu. Sehingga untuk mencapai ketiga hal tersebut, diperlukan standar pelayanan minimal dan lajur khusus. Contoh konkret hal teknisnya adalah bis yang akan dihubungkan dengan Global Positioning System (GPS), sejenis radar pelacak keberadaan. Dari GPS tersebut, di halte-halte akan diterima informasi server bahwa bis akan tiba di halte tersebut sekian menit lagi. ”Jadi penumpang mengetahui pasti kedatangan bis,” jelasnya.

Reformasi lain yang diinginkan adalah angkutan umum tidak lagi menggunakan setoran. ”Kalau setoran, ada dua kemungkinan. Para sopir balapan untuk berebut penumpang atau berjalan lambat dan berhenti lama di suatu tempat,” ujarnya. Selain itu, reformasi yang diperlukan lagi adalah pembayaran sesuai jarak tempuh, adanya sistem tiket elektronik di dalam bis, dan lainnya.

Acara ini merupakan seminar rutin yang diadakan setiap tahun dan sudah kedelapan kalinya diselenggarakan. Ditemui secara terpisah, Ir Wahju Herijanto MT selaku ketua panitia menjelaskan, tema tersebut memang disesuaikan dengan kondisi terkini negeri ini.

Menurutnya, transportasi di negara-negara berkembang menjadi permasalahan yang serius baik di daerah kota maupun pedesaan, seperti kecelakaan. Selain itu, pembangunan yang dilakukan terkait transportasi selama ini belum mampu menyelesaikan masalah secara tuntas.  (nir/fi)

Berita Terkait