ITS News

Senin, 29 April 2024
03 Desember 2008, 18:12

ICT Maritim, Indonesia Belum Sepenuhnya Terintegrasi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Teknologi informasi terus berkembang, bahkan aplikasinya telah merambah dalam bidang maritim. Menurut Shanti perkembangan ICT ini sangat berperan dalam meningkatkan efisiensi, khususnya di perusahaan kemaritiman. "Contohnya saja, dulu pendataan kapal masih dilakukan secara manual dan memakan banyak waktu. Tapi, sekarang pendataan sudah menggunakan komputer," ujarnya.

Salah satu wujud penerapan ICT ini adalah Automatic Identification System. "Sistem ini dapat mendata kelengkapan kapal, seperti daerah asal dan muatan kapal," tutur Shanti. Jadi, lanjutnya, berkat ICT pihak pelabuhan dapat dengan mudah mengidendifikasi kapal lebih akurat dan hanya memerlukan waktu singkat.

Selain itu, dikenal pula program National Single Window. Program ini di peruntukan untuk memfasilitasi perdangangan ekspor-impor Indonesia. "Selama ini importir atau exportir harus mondar–mandir di antara tujuh belas instansi pemerintah untuk mengurus birokrasi. Tapi, dengan National Single Window urusan birokrasi menjadi lebih terintegrasi," ungkap Shanti.

Sebagai Komisaris Utama PT samudra Indonesia Tbk, Shanti sangat memahami kondisi bongkar muatan kapal di pelabuhan nasioanl. Menurutnya, dalam hal ini pelabuhan Indonesia masih kalah dengan pelabuhan luar.

Shanti mencontohkan Singapura. "Di sana proses bongkar muat di pelabuhan membutuhkan waktu lebih singkat dari pada pelabuhan di Indonesia," tegasnya. Maklum, pelabuhan di Singapura didukung dengan peralatan canggih. Karenanya, menurut Shanti, bila Indonesia ingin menarik investor luar, Indonesia harus mampu bersaing khususnya dalam sistem IT.

“Di negara seperti Prancis dan Indonesia, bisa dikatakan ICT belum sepenuhnya terintegrasi. Sofware yang memadai sudah di miliki tapi dalam instrumen panelnya belum ada," lanjut Shanti. Akibatnya, imbuhnya, sistem tersebut tidak bisa di gunakan secara maksimal.

Kuliah tamu ini terbilang sukses. Buktinya, tak kurang dari 200 peserta memenuhi ruang seminar FTK. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa, peserta juga banyak yang berasal dari kalangan dosen dan beberapa perwakilan dari perusahaan industri maritim.(Az/f@y)

Berita Terkait