ITS News

Rabu, 01 Mei 2024
11 November 2008, 22:11

Mobil Tenaga Surya Kembali Hadir di ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ada banyak hal yang membedakan Mobil Surya ITS dengan mobil bertenaga surya sebelumnya. Perbedaan tersebut terletak pada warna dominan, ukuran roda depan, jumlah roda belakang, panjang solar cell dan sistem penyimpanan arus. Warna Mobil Surya ITS adalah kuning dengan motif jilatan api di bagian depan. Selain memiliki kesan royal, warna kuning dipilih sebagai warna dominan karena identik dengan warna surya atau matahari.

Perbedaan lain pada Mobil Surya ITS terletak pada ukuran roda depan. Ketiga Widya sebelumnya memiliki roda depan yang agak besar sehingga jok supir terlalu miring ke belakang. Para kru pun mengganti roda depan Mobil Surya ITS dengan yang lebih kecil. Selain itu terdapat penambahan roda belakang pada Mobil Surya

ITS. Hal ini dikarenakan pada mobil tenaga surya sebelumnya, tail mobil sudah menyentuh tanah akibat beban 300 kilogram yang dimiliki mobil, yang mana hanya ditanggung oleh satu roda belakang saja.

Mobil yang proses pembuatannya disponsori oleh Medco Energy dan Bukit Jaya Abadi ini memiliki solar cell yang lebih lebar dengan sytem penyimpanan arus yang disebut system hybrid. System ini menjadikan mobil mampu terus mengisi energi matahari selama kendaraan tersebut dijalankan seperti layaknya mobil biasa.

"Sayangnya karena waktu yang terlalu singkat untuk perbaikan, kecepatan maksimal yang bisa dicapai hanya berkisar 40 hingga 50 kilometer per jam saja. Kalau Widya Wahana yang sudah menempuh perjalanan Jakarta – Surabaya bisa mencapai 80 kilometer per jam," papar Eddy H, dosen D3 Teknik Mesin yang memimpin proyek ini.

Mengendalikan Mobil Surya ITS tidak serumit mengendalikan mobil lain pada umunya, karena mobil ini hanya memiliki tuas untuk maju, mengerem, dan mundur, tidak ada persneling atau gigi. Selain itu, saat salah satu kru menjalankan mobil tersebut, nyaris tidak terdengar suara apapun dari mobil. Hal ini dikarenakan tidak adanya mesin yang digunakan dalam pembuatan mobil ini.

Namun dengan segala keunggulan tersebut, mobil ini belum bisa dikomersialkan mengingat tingkat efisiensinya masih dibawah tujuh belas persen. "Padahal untuk kepentingan komersial, tingkat efisiensi yang dimiliki harus di atas 25 persen," ungkap Irsnanda Pribadi, salah satu kru dari ITS Design Center.

Dipamerkannya Mobil Surya ITS pada Stadium General Dies Natalis ini ternyata selain menunjukkan eksistensi mobil bertenaga surya dari ITS, juga memotivasi para mahasiswa untuk lebih kreatif dan inovatif. "Jadi mahasiswa kuliah itu tidak hanya mencari ilmu, lulus, lalu menghilang begitu saja. Kami berharap dengan dipamerkannya Mobil Surya ITS akan tumbuh kreatifitas dan loyalitas pada diri mahasiswa," jelas dosen D3 Teknik Mesin yang akrab disapa Eddy Ireng ini.

ITS Pamerkan Karya Teknologi
Selain Mobil Surya ITS dan SmartCar, pada puncak Dies Natalis ke-48 ITS ini juga digelar pameran karya-karya teknologi. Ada sekitar 25 karya yang ditampilkan, baik karya mahasiswa maupun dosen ITS. Seperti Game Edukasi, kursi roda yang dapat dikontrol mata manusia, Filter Tembikar Penyaring Air Payau, dan beberapa karya unggulan ITS lainnya.

Yang menjadi primadona tentu saja karya yang berhubungan dengan konservasi energi alternatif, sesuai tema Dies Natalis tahun ini, yaitu Meningkatkan Daya Saing Bangsa Melalui Kemandirian Energi. Beberapa di antaranya ialah pembuat bioetanol, biodisel, dan pembangkit tenaga angin.

Sedangkan di stan pameran Game Technology, pengunjung disuguhi hiburan menarik. Mereka bisa mencoba memainkan beberapa game buatan para mahasiswa Teknik Elektro seperti Drum Ajaib. Game yang menjadi juara dua sekaligus juara favorit pada Game Contest di Malang ini menggunakan miniatur drum sebagai peralatan main. “Game ini menuntut kepekaan pemain terhadap musik,” ujar salah seorang penjaga stan.

Ketua pameran ini, Prof Gamantyo, mengungkapkan bahwa pameran ini bertujuan mempromosikan produk-produk teknologi karya ITS yang bisa langsung diterapkan masyarakat. ”Jadi ini bukan sekedar teori, tapi sudah berupa produk yang bisa digunakan secara nyata,” kata dosen Teknik Elektro ini. (m1/m5/mtb)

Berita Terkait