ITS News

Kamis, 02 Mei 2024
16 Juli 2008, 00:07

ITS Tawarkan Kolaborasi Penelitian Bersama NOAA

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Diungkapkan oleh David, sebenarnya Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS) sudah lama ada. Hanya saja belum sempat disosialisasikan oleh NOAA. "Karena itulah mengapa NOAA mulai menyosialisasikannya di perguruan tinggi seperti ITS," ujarnya dalam sarasehan Teknologi Tsunami Early Warning System di Gedung Rektorat ITS.

Konsep yang ditawarkan dalam Ina-TEWS, menurut David, selain harus memenuhi standar operasi, juga menekankan pada komunikasi. Untuk mendukung komunikasi, Ina-TEWS menggunakan Radio and Internet Technologies for Communication of Hydro-Meteorological and Climate Related Information and Warnings (RANET). "Teknologi ini memanfaatkan satelit dan didukung oleh teknologi cepat lainnya," tegas David.

Selain itu, dalam pemaparannya David juga mengingatkan bahwa hal terpenting saat menghadapi bencana tsunami adalah adanya kesiapan dari masyarakat setempat. "Tanpa kesiapan masyarakat maka keberadaan teknologi deteksi, peringatan atau pun ramalan terhadap tsunami tetap akan sia-sia," tukasnya.

Dalam serasehan tersebut, ITS menawarkan sejumlah kerjasama yang bisa dilakukan bersama NOAA. Di antaranya, kolaborasi penelitian untuk mengatasi kerusakan alam lain yang bisa menyebabkan atau memicu terjadinya bencana. "Tidak hanya tsunami saja, tapi juga bencana-bencana lain seperti kerusakan laut," tutur Dr Wahyudi, Kepala Pusat Studi Bencana dan Kebumian ITS.

Lebih lanjut, Wahyudi juga memperingatkan kemungkinan-kemungkinan bencana tsunami di Jawa Timur, seperti Pacitan, Trenggalek, dan Banyuwangi. Daerah yang menurutnya paling berpotensi dilanda tsunami adalah Pacitan. Pasalnya, Pacitan merupakan daerah yang berbentuk teluk yang diapit oleh bukit di kanan kirinya. "Sehingga jika terkena tsunami, gelombang air laut akan menghantam bukit dan pantulannya akan masuk ke kota Pacitan," jelasnya.

Adapun untuk pengembangan Ina-TEWS, ITS direncanakan akan bekerja sama dengan NOAA di bidang teknologi komunikasi dan mapping hazard (peta bencana). Teknologi komunikasi yang dikembangkan nantinya berupa warning system dari lautan ke daratan secara computerized.(nrf/f@y)

Berita Terkait