ITS News

Rabu, 15 Mei 2024
22 Mei 2008, 09:05

BEM ITS Perjuangkan Tolak Kenaikan BBM

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Wildha Badrus Subkhi, salah satu koordinator aksi BEM ITS menyatakan bahwa mereka memang akan terus berjuang menyuarakan aspirasi rakyat.”Dalam aksi kali ini kami lebih mengutamakan tuntutan rakyat mengenai kedaulatan pangan,ekonomi dan energi,” jelasnya.

Ia pun menyinggung tentang rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM.menurutnya hal itu hanya akan menambah banayak masalah saja. ”Akan lahir berbagai macam efek jika BBM naik. Hal ini akan berkaitan satu dengan yang lain. Kini walau BBM belum naik sudah banyak kebutuhan rakyat yang naik,” ungkapnya.

Untuk itu sebagai bentuk protes pada rencana kebijakan tersebut,BEM ITS punya cara unik untuk menyampaikan aspirasinya. “Bentuk protes kami adalah dengan bersepeda,melakukan aksi dengan membagikan selebaran menolak kenaikan BBM,” ungkapnya.

Aksi ini dapat dibilang cukup melelahkan bagi para pejuang rakyat ini. Rute sejauh 21 Km harus mereka tempuh. ”Kami berangkat dari ITS, lalu lewat Jalan Kertajaya, kemudian melakukan orasi di terminal bratang dan kemudian melanjutkan perjalanan ke kampus Unair,” ungkapnya.

Di kampus unair BEM ITS pun kemudian mengajak BEM unair untuk ikut turun kejalan juga. ”Kami selaku koordinator pada aksi ini,”ungkap. Setelah itu BEM ITS dan BEM Universitas Airlangga bersama-sama melanjutkan aksi dan membagikan selebaran yang berisi tentang tuntutan penolakan BBM.

Dalam selebaran ini BEM ITS mengajak bahwa sebenarnya masyarakat harus bersikap kritis dalam menanggapi kebijakan terkait naiknya BBM ini. Dalam selebaran tersebut tertulis bahwa pencabutan BBM akan berdampak buruk terhadap masyarkat. Disini juga tertulis data dari analisa INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) bahwa dengan kenaikan BBM maka jumlah orang miskin diperkirakan akan meningkat sekitar 17 juta jiwa.

Solusi dari pemerintah pun juga dikupas dalam selebaran ini. Menurut BEM ITS, solusi Bantuan Langsung Tunai (BLT) sering kali banyak penyalurannya yang salah sasara,dan akan menjadikan masyarakat semakin memiliki ketergantungan pada bantuan tersebut.

Meski harus mengorbankan waktu kuliah Wildha sangat puas terhadap aksi yang dilakukan oleh ia dan rekan-rekannya. ”Masyarakat sangat setuju dan banyak yang mendukung, bahkan kepolisian yang mengawal kami pun juga mendukung,” ujarnya tersenyum.(yud/rif)

Berita Terkait