ITS News

Kamis, 02 Mei 2024
20 April 2008, 10:04

Ajak Cinta Arsitektur Nusantara Lewat Sarasehan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur ITS, Ir Purwanita Setijanti MSc PhD, menjelaskan setidaknya ada tiga topik yang akan dibicarakan di Sarasehan Arsitektur. Antara lain, Refleksi dan Proyeksi Arsitektur Indonesia, Dialog Arsitektur Muda dan Tua, serta wacana pengadaan Program Doktoral Arsitektur ITS.

Pada Sarasehan yang bertajuk Refleksi dan proyeksi Arsitektur Indonesia, hadir sebagai pembicara adalah Han Awal, Yori Antar dan Popodanse. Pada sarasehan ini hadir pula Spirit Arsitektur Muda Malang (SAMM) dan beberapa Alumni Arsitektur ITS yang sengaja datang untuk mendengarkan presentasi dari Jawara Arsitektur Indonesia itu.

Pembicara pertama yakni Han Awal yang tak asing lagi dalam dunia Arsitektur Indonesia. Han Awal mengangkat tema konservasi bangunan yang merupakan displin ilmu Teknik Arsitektur. "Saya akan bercerita sedikit tentang proyek-proyek konservasi saya, semoga dapat menjadi tambahan ilmu," jelas pria yang termasuk generasi kedua Arsitektur Indonesia ini.

Han menjelaskan kegiatan konservasi yang dilakukannya seperti konservasi bangunan Bank Indonesia dan Gereja Katredal Jakarta. Lain halnya dengan Yori Antar yang juga anak dari Han Awal mengangkat tema Arsitektur Modern dengan tidak meninggalkan Budaya Bangsa.

Yori mengungkapkan, selama ini proyek yang digarapnya selalu memperhatikan budaya yang sudah dimiliki bangsa ini kemudian diangkat menjadi karya arsitektur. "Seperti halnya ketika kita membuat rumah bantuan di Pulau Timor dan Sintang Kalimantan," tandas pria berambut gondrong ini.

Lanjutnya, ketika membuat proyek itu, Yori mendapatkan masukan baru dari Arsitektur Indonesia."Terutama sewaktu membuat rancangan rumah Panjang dari suku Dayak dari Sintang, saya sadar betapa smart-nya bangsa ini di dunia Arsitektur," tegas Yori.

Presentasi terakhir disampaikan oleh Popodanse yang mengambil tema Networking, dan Bisnis di Dunia Arsitektur. Popo menjelaskan networking menjadi peran penting dalam Arsitektur. "Ini terjadi dengan ayah saya yang hanya lulusan Hukum tapi mampu mencari nafkah dengan arsitektur," terang Popo.

Saya sendiri, cerita Popo, semenjak kelas dua SMA sudah menghasilkan karya dan pada umur 23 tahun sudah memiliki anak buah untuk membantu mengerjakan proyek sendiri. "Itu lah networking, manfaatkan ketidakteraturan di negara kita," pungkas Pria Lulusan Udayana ini.

Saat ini Popodense aktif mengerjakan proyek yang banyak berhubungan dengan budaya, tropis dan pariwisata. Terutama bangunan hotel, salah satunya adalah sebagai tim perencanaan Hotel Interconental Dubai. (fn/th@)

Berita Terkait