ITS News

Minggu, 05 Mei 2024
28 Januari 2008, 12:01

Mangrove Expo : Kenalkan Potensi Mangrove

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Acara yang dihelat selama 2 hari ini dilaksanakan di daerah Panceng, pesisir Gresik. “Di Ocean Weektahun lalu acara ini telah digelar di kawasan pantai selatan Probolinggo. Kini giliran pantai utara Jawa, dan yang kami pilih adalah Panceng, daerah pesisir di Gresik,” ungkap Dahardi selaku ketua pelaksana.

Letaknya yang strategis menjadi salah satu alasan utama, kenapa dipilihnya daerah Panceng ini. "Akses ke daerah ini cukup mudah bila dibandingkan dengan kawasan pesisir lain di Gresik," imbuh Dahardi.

Serangkaian acara telah dikemas secara apik. Diantaranya dimulai dengan acara seminar. Serta dilanjutkan dengan demo produk olahan mangrove hingga acara penanaman pohon jenis mangrove sebanyak 800 bibit Rhizopora dan Avicenia.

Acara seminar itu membahas tentang Potensi Mangrove dalam Mengurangi Dampak Global Warming, Sabtu (26/1). Isu lingkungan hidup ini diulas oleh pemateri dari Dinas Pertanian Daerah Gresik. ”Indonesia memiliki Hutan Mangrove seluas 9,2 juta Hektare dan lebih dari separuhnya kini telah rusak,” ungkap Nakhnu selaku perwakilan Dinas Pertanian Daerah Gresik.

Setelah mengetahui peran mangrove dalam mengurangi bahaya pemanasan global. Peserta diajak untuk mengetahui potensi mangrove lainnya, yaitu potensi ekonomi. Berlokasi di Balai Dusun Panceng, Sidorejo, panitia telah menyiapkan beberapa produk olahan mangrove.

Aneka produk olahan tersebut antara lain adalah urap-urap dari daun Avicenia, kripik Avicenia serta syrup buah Soneratiam. Semua bahan-bahan ini dibawa oleh panitia langsung dari daerah Wonorejo, Surabaya.

Tak lama menunggu, peserta yang terdiri dari warga pesisir dan siswa SMA tersebut langsung mencoba hidangan baru tersebut. Sulaikhin, salah satu warga desa mengaku pernah mendengar cerita bahwa dulu mangrove pernah menjadi santapan leluhurnya. ”Dulu, sekitar tahun 1963 disaat musim paceklik, memang saya pernah mendengar bahwa orang-orang tua pernah menyantap daun mangrove,” ujarnya.

Namun kini, hal tersebut telah berubah menjadi konsumsi ternak. ”Tak banyak orang yang memperhatikan mangrove apalagi mengkonsumsinya,” ungkap Sulaikhin, pria yang juga merupakan ketua komunitas nelayan ini.

Di kesempatan itu pula, Agus salah satu panitia menjelaskan tentang kandungan syrup mangrove. ”Syrup ini mengandung kadar vitamin C tiga kali lebih banyak dari jeruk nipis Kandungan lainnya adalah iodium yang dapat meningkatkan kecerdasan,” ujarnya.

”Jadi, selain menyegarkan, syrup ini juga menyehatkan,” imbuh Mahasiswa Biologi ITS semester akhir ini.

Mangrove Expo : 800 Bibit Mangrove, Hijaukan Panceng
Setelah melakukan sosialisasi potensi Mangrove di hari pertama. BEM ITS melanjutkan acara penanaman Mangrove di hari kedua, Minggu (27/1). Tak kurang dari 800 bibit mangrove dari jenis Avicenia dan Rhizopora didatangkan dari komunitas petani mangrove di Tuban.

Sebelum melakukan penanaman, BEM ITS sengaja mengadakan acara Lesehan Bareng. Acara yang didadakan pada Sabtu (26/1) malam itu, dihadiri oleh beberapa warga serta perangkat dusun desa sekitar. Tampak suasana keakraban diantara penduduk sekitar dengan para mahasiswa.

Pihak panitia mengungkapkan maksud dari diadakannya kegiatan ini. ”Acara Mangrove Expo ini selain untuk memperkenalkan potensi Mangrove, juga sebagai pengabdian masyarakat BEM ITS,” ungkapnya.

Ia pun mengajak warga untuk ikut menanam mangrove keesokan harinya. Menanggapi maksud tersebut ada warga yang memberi saran agar penanaman ditunda saja. ”Pada bulan-bulan ini akan datang angin barat, jadi ombak laut yang datang akan semakin tinggi,” ungkap salah satu warga.

Menanggapi hal itu, Taslim perwakilan BEM ITS yang ikut, mengaku akan mengkaji saran dari beberapa warga tersebut. ”Setelah ini saran tersebut akan kami rekomendasikan untuk kepengurusan mendatang,” ungkap mahasiswa yang kini menjabat Menteri Ristek BEM ini.(yud/han)

Berita Terkait