ITS News

Senin, 29 April 2024
31 Juli 2007, 12:07

Mahasiwa ITS Debatkan Pengkaderan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

BEM FMIPA tampaknya merencanakan acara yang digelar di Teater B ini meyerupai acara survei interaktif yang menjadi program salah satu televisi swasta. Peserta yang dihadirkan adalah elemen mahasiswa yang berkaitan dengan pelaksanaan pengaderan, yaitu Steering Commitee (SC), Organising Commitee (OC) pengkaderan, warga himpunan mahasiswa, LDJ, dan audien sendiri.

Tapi, acara yang diharapkan berlangsung seru ini tidak mencapai puncaknya. Beberapa peserta yang ikut dalam survei interaktif ini merasakan kekecewaan karena apa yang mereka harapkan tidak terpenuhi. Faris salah satunya, perwakilan SC dari HIMA IDE ini mengatakan bahwa gagasan yang diusung para peserta yang hadir bersifat homogen, ”Arus pemikirannya seragam, jadi ndak ada wacana alternatif yang muncul, semua setuju konsep pengaderan harus diubah”, ujar Faris.

Senada dengan Faris, Artika salah satu peserta yang mewakili LDJ awalnya mengira bahwa acara yang menarik ini diharapkan memunculkan langkah-langkah kongkrit bentuk pengaderan yang sehat. ”Eh ternyata yang berkembang hanya wacana-wacana yang sudah umum dibicarakan”, ujar Artika.

Lihat Opini Maba Melalui Survei
Uniknya, saat mengungkapakan argumen mengenai pengaderan, beberapa orang mahasiswa mengaku tertarik dan sudah melakukan sebuah penelitian mengenai dampak pengaderan. Salah satunya adalah Evie Dian Pratiwi, mahasiswa Statistika yang juga salah satu Mawapres ITS ini mengaku telah melakukan survei terhadap mahasiswa baru pada tahun 2006 lalu.

Evie melakukan survei bersama teman-temanya yang bergabung di LSM Fostra. Hal ini dilakukan berawal dari rasa penasaran terhadap persepsi mahasiswa baru mengenai pengaderan. Dalam surveinya, Evie dan teman-teman melakukan sampling terhadap mahasiswa baru yang belum mengetahui konsep pengaderan. ”Jadi sampling yang kami ambil benar-benar murni dan homogen”, ujarnya yakin. Evie dan teman-temannya di Fostra pun menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa baru dengan prosentase sepuluh hingga lima belas persen di tiap jurusan.

Hasilnya, Evie dan teman-teman mendapati bahwa mahasiswa baru sangat antusias terhadap adanya pengaderan dan melihat pengaderan sebagai gerbang utama menuju kehidupan organisasi di lingkungan mahasiswa ITS. ”Jadi pengaderan harus tetap dilakukan selama pengaderan itu sehat dan wajar”, ujarEvie.

Mahasiswa lain yang junga mengaku pernah melakukan survei serupa adalah Rudi Suprianto. Jabatannya sebagai ketua divisi Litbang departemen PSDM Himatika memotivasi Rudi dan kawan-kawan untuk melakukan survei terhadap mahasiswa baru. Bedanya dengan survei yang dilakukan Evie, survei yang dilakukan Rudi dilakukan setelah camp terlaksana. ”Jadi kami laksanakan setelah pengaderan selesai sebagai bahan evaluasi kami”, ungkap Rudi.

Dan hasil dari survei yang diadakan Rudi setahun yang lalu adalah, mahasiswa baru sejatinya mendukung adanya pengaderan, namun mereka merasa keberatan dengan segala umpatan dan kekerasan yang mereka terima selama pengaderan berlangsung. Pastinya ini merupakan hasil survei yang patut dipertimbangkan oleh para arsitek pengaderan saat ini. (ap/rif)

Berita Terkait