Menghadirkan tiga pembicara dari tim Trustco, Departemen Hubungan Masyarakat (Humas) JMMI menggelar Jumper, Minggu (18/2). Lebih dari 50 peserta dibekali skill dan strategi untuk menjadi PR yang handal.

Mochammad Fahmy Arief ST, Trainer Trustco, mengatakan bahwa ada tiga hal yang perlu diperhatikan ketika berkomunikasi. “Ketiga hal ini adalah bahasa tubuh, intonasi atau nada dan suara, serta kata-kata,” paparnya. Prosentasi peran hal tersebut dalam menunjukkan kelihaian komunikasi seseorang, masing-masing 55 persen, 38 persen dan tujuh persen.

Senada dengan Fahmy, pembicara lain yakni Eko Andi Suryo menambahkan, karena faktor sikap atau bahasa tubuh yang dominan mempengaruhi maka dibutuhkan beberapa persiapan dalam berkomunikasi. “Empat kiat yang dipersiapkan yaitu niat tulus, tujuan fokus dan dijiwai, melengkapi dengan Informasi audiens serta penampilan yang baik,” kata pria kelahiran Malang, 23 Oktober 1976 ini. Lebih lanjut, Eko menegaskan bahwa komunikator adalah seorang pribadi yang dapat membuat sesuatu menjadi jelas, walaupun awalnya untuk diri sendiri.

Sementara itu, materi dilanjutkan dengan teknik negosiasi yang disimulasikan dengan cara me-loby yang tepat. Dua peserta, Deden dan Yusuf, pun diajak serta untuk berpura-pura menawarkan sebuah proyek IT (information technology). “Lucu, masak proyek IT nya dikasih 500 juta, eh malah ditawar cuman sepuluh juta. Ya terang aja nggak ada kata sepakat,” komentar Nunik, peserta lain.

Dari simulasi ini, pembicara menuturkan bahwa kemenangan tawar-menawar yang datang dari perilaku memeras atau mengintimidasi, sama sekali tidak bisa disebut sebagai hasil dari kemampuan negosiasi. “Itu hanya bisa disebut sebagai pemerasan dan intimidasi, tawar-menawar yang dimenangkan via pemerasan,” tuturnya. Oleh karena itu,diperlukan persiapan informasi sebanyak-banyaknya sebelum melakukan negosiasi dan jangan memakai cara pemerasan, sarannya. (th@/ftr)