ITS News

Senin, 29 April 2024
18 Februari 2007, 16:02

ITS Mulai Terima Pendaftaran PMDK Mandiri

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, Minggu (18/2) siang, mengatakan, dibedakaannya jadwal pembukaan pendaftaran PMDK Mandiri itu, karena memang pangsa pasar yang dibidik ITS untuk PMDK Mandiri berbeda dari keempat PMDK lainnya. “Tapi tidak perlu khawatir proses penilaian pada berkas yang masuk, penutupan pendaftaran dan pengumuman hasil tentang diterima-tidaknya semua program PMDK sama, yakni pada 31 Mei 2007 nanti,” jelas Rektor ITS ini.

Dijelaskan Nuh, dibukanya PMDK Mandiri berkait dengan keinginan sebagian masyarakat untuk bisa diterima di ITS sebelum pelaksanaan SPMB yang rutin dilakukan serentak oleh perguruan tinggi negeri di Indonesia. Ini karena selama ini empat model PMDK yang ada masih membatasi akses sebagian masyarakat. ”Contohnya, untuk PMDK Kemitraan misalnya, dibatasi hanya untuk putra-putri Pemprov, Pemkot atau Pemkab dari luar Jawa atau hanya untuk putra-putri karyawan sebuah perusahaan yang telah menjalin MOU dengan ITS. Untuk memberi kesempatan dan berkait dengan upaya untuk menyempurnakan skema yang ditawarkan ITS kepada lulusan SMA untuk bisa diterima, maka mulai tahun ini ITS meluncurkan PMDK Mandiri,” katanya.

Dengan lima program PMDK ini, kata Nuh menambahkan, maka kini pilihan lulusan SMA untuk bisa diterima di ITS lebih banyak dan membuka peluang serta kesempatan bagi siapa saja untuk bisa bersaing secara lebih terbuka. “Meski menambah program PMDK, tapi komposisi kursi yang disediakan tidak berubah dibanding tahun lalu. Kami menyediakan kursi untuk kelima PMDK itu 30 sampai 40 persen dari total daya tampung. Ini artinya kesempatan untuk menjadi mahasiswa ITS tetap terbesar ada melalui SPMB,” terangnya.

Berbeda dengan empat PMDK sebelumnya, dimana pihak sekolah atau instansi mendapatkan undangan atau pemberitahuan, PMDK Mandiri tidak melibatkan instansi dan sekolah, sesuai dengan namanya mandiri, semuanya diserahkan kepada masyarakat atau calon untuk mendaftar. Caranya? “Mudah, tidak perlu datang langsung untuk mengambil formulir, karena formulir bisa di-download melalui internet di www.its.ac.id. Formulir juga bisa diperbanyak sendiri. Hanya saat akan mengembalikan berkas formulir itulah peserta harus menyertakan pembayaran uang pendaftaran,” jelas Nuh.

Berapa besarnya? Berbeda dengan empat PMDK sebelumnya. Untuk PMDK Mandiri biaya pendaftaran sebesar Rp 750 ribu, sementara untuk PMDK Reguler, Prestasi dan Kemitraan hanya Rp 250 ribu, sedang untuk PMDK Berbeasiswa besarnya biaya pendaftaran Rp 50 ribu. ”Kami tidak bermaksud untuk membedakan terhadap besarnya uang pendaftaran itu, tapi lebih pada untuk melihat keseriusan dari para calon pendaftar,” katanya.

Bagaimana dengan sumbangan yang akan diberlakukan? Khusus PMDK Berbeasiswa dan Prestasi, calon mahasiswa yang diterima tidak dibebani dengan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI). Tapi bagi peserta PMDK Kemitraan dan PMDK Mandiri, akan dikenai SPI yang besarnya antara Rp 25 juta hingga Rp 35 juta, tergantung pada jurusan yang dipilih, sedang untuk PMDK Reguler, besarnya SPI sama dengan SPI mahasiswa yang diterima melalui jalur SPMB. ”Kami memang sengaja menetapkan nilai SPI dengan nilai tetap, dan tidak ada tawar menawar untuk itu,” jelasnya.

Adapun SPP, untuk semua mahasiswa baik yang diterima melalui SPMB maupun PMDK,kecuali PMDK Berbeasiswa yang bebas SPP, besarnya sama yaitu Rp 1,250 juta untuk tahun ini. Dibanding SPP tahun lalu, SPP kali ini mengalami penyesuaian sebesar Rp 250 ribu.

Dihubungi terpisah, Pembantu Rektor I ITS, Prof Noor Endah MSc PhD, mengatakan, meski pembukannya berbeda tapi batas akhir pendaftaran untuk semua jalur PMDK sama hingga 27 April, sedang pengumuman dilakukan 31 Mei 2007.

Diungkapkan Noor Endah, dari pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya, jumlah calon mahasiswa yang mendaftar melalui jalur PMDK terus bertambah meski prosentase jatah penerimaan tetap berkisar antara 30-40 persen dari daya tampung keseluruhan mahasiswa ITS. “Tahun ini dengan bertambahnya satu jalur PMDK lagi kami berharap jumlah peminatnya terus bertambah karena formulir yang disiapkan gratis dan bisa di-download melalui website,” jelasnya.

Noor Endah menjelaskan, PMDK Reguler diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang mempunyai kemampuan akademik menonjol, dan saat ini tercatat duduk dibangku kelas III dengan prestasi di sepuluh besar kelas. Sedang PMDK Kemitraan ditujukan bagi siswa SMA luar Jawa, dimana Pemerintah Propinsi (Pemprop), Pemerintah Kota (Pemkot) atau Pemerintah Kabupaten (Pemkab)-nya telah menjalin kerja sama dengan ITS ditambah dengan instansi yang juga telah menjalin kerja sama atau kemitraan.

Khusus program PMDK Kemitraan dengan siswa luar Jawa, kata Noor Endah menjelaskan, ITS telah membuat kebijakan keberpihakan dengan tujuan agar pemerataan pendidikan terjadi. “Ini penting, mengingat jika tetap menggunakan standar yang selama ini digunakan ITS, maka tidak akan banyak mahasiswa yang berasal dari luar Jawa. Kenapa? Karena hasil pendidikan di bangku SMA yang tidak merata antara siswa yang berada di Jawa dengan di luar Jawa,” katanya.

Untuk program PMDK Berbeasiswa khusus dibuka untuk menampung mereka yang memang memiliki kemampuan lebih secara akademik tapi tidak memiliki biaya untuk melanjutkan kuliah. “Untuk Program PMDK Berbeasiswa ini kami menyiapkan 50 kursi, mereka akan dibebaskan uang sumbangan pengembangan institusi (SPI, Red) dan SPP selama lima tahun, terbuka untuk semua jurusan,” terangnya.

Sedang PMDK Prestasi, diperuntukkan bagi para lulusan SMA yang memang memiliki berbagai prestasi di tingkat nasional maupun internasional, baik di bidang pendidikan maupun olahraga. Adapun PMDK Mandiri, terbuka untuk umum dan bisa pula diikuti oleh lulusan SMA tahun sebelumnya atau yang setahun lalu. “Ada tiga tujuan yang hendak dicapai ITS dengan membuka jalur PMDK ini, pertama, menjaring calon mahasiswa yang berkualitas, kedua, meningkatkan access and equity atau kesamaan dan kesempatan, serta kerjasama, dan ketiga, memberikan kesempatan studi bagi calon mahasiswa yang mempunyai kemampuan akademik tetapi tidak mempunyai kemampuan ekonomi,” pungkas Noor Endah. (Humas/jie)

Berita Terkait