ITS News

Sabtu, 04 Mei 2024
26 Desember 2006, 15:12

Televisi sebagai pembentuk pola pikir dan kepribadian

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Penyebaran informasi dan pengiriman pesan di dunia ini sudah semakin mudah. Salah satunya adalah dengan adanya televisi.Tak dapat dipungkiri, televisi menjadi gudang informasi dan proses pembelajaran serta pembentuk pola pikir bagi masyarakat, dengan adanya proses penanaman nilai yang kontinu.Walaupun begitu, tayangan acara di televisi baik berupa film, berita atau video musik membawa pesan tertentu yang härus kita waspadai.

Semakin banyaknya tayangan kekerasan dan bersifat bias gender yang marak di program acara televisi dapat mendorong anak mempunyai persepsiyang sama dengan yang direpresentasikan melalui tayangan tersebut.Bahkan tayangan kartun yang notabene tayangan khusus untuk anak-anak pun sangat kental dengan pesan kekerasan dan seksisme.

Mengenai kondisi itu, sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa semakin sering seorang anak mengkonsumsi televisi, semakin sama nilai yang dianutnya dengan tayangan-tayangan dari televisi. orang – orang kususnya remaja yang sering menonton tayangan kekerasan mempunyai perilaku yang lebih agresif. Sedangkan yang sering menonton tayangan seksisme menjadi sangat membedakan peran dan perilaku antara perempuan dan laki-laki. Konsep perempuan ideal sampai perempuan sangar pun dibentuk oleh televisi. salah satunya dengan mengatakan perempuan yang cantik adalah yang mempunyai tubuh langsing, kulit putih, rambut panjang dan lurus.

Efek jangka panjangnya, banyak anak perempuan yang saat memasuki masa remajanya mengalami kelainan pola makan, mereka ingin membentuk tubuhnya agar kelihatanperfect menurut versi mereka. dampak terhadap laki-laki pun tak jauh beda parahnya, mereka sekrang kebanyakan cenderung mengikuti penampilan-penampilan yang disuguhkan ditelevisi meskipun kadang menyimpang dari tata krama yang berlaku.

Pastinya kita kita tidak ingin generasi baru indonesia bermasalah secara jiwa dan pribadinya bukan? Untuk itu, peran aktif dari lembaga multi media sangat diharapkan untuk menyleksi lebih ketat mengenai tayangan-tayangan yang hendak disajikan untuk masyarakat dengan acara-acra yang bermutu dan mendidik.

penulis: Aan Nurochman, mahasiswa Teknik Elektro 2005

Berita Terkait