ITS News

Senin, 29 April 2024
23 Maret 2006, 17:03

Iseng Ikut Lomba Essay, Raih Juara Satu

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pertama mendengar tentang Ocean Week yang salah satu kegiatannya adalah lomba essay, Dining mengaku tak begitu tertarik. Namun disela waktu luangnya mahasiswi Jurusan Kimia semester empat ini iseng-iseng menyusun essay tentang tentang kelautan. "Jujur saja, saya nggak begitu serius menggarap essay itu. Dan kalo menurut saya ide saya itu biasa saja. Tapi kalau juri menganggap itu ada kelebihan, ya syukurlah. Berarti ada nilai lebih dalam essay saya," kata Dining.

Ditemui ITS Online disela waktu kuliahnya, Dining menceritakan tentang essay yang ia susun. "Kalau menurut saya, essay yang saya buat tuh biasa Mas, kayaknya juga sudah banyak dilakukan. Dalam essay itu, saya mencoba menuangkan ide tentang strategi pemasaran ikan tuna," ungkapnya. Menurut Dining, rata-rata nelayan menjual ikan yang didapatnya setelah melaut dalam keadaan segar. Padahal kalaupun sedikit bisa meluangkan waktu dan kreatif, ikan hasil tangkapannya bisa benilai ekonomi lebih.

Dining memilih ikan tuna karena menurutnya ikan jenis tersebut kurang banyak diberdayakan di Indonesia. "Di Jepang, ikan tuna diolah menjadi berbagai jenis makanan. Dan saat ini, jumlah ikan tuna di Jepang mengalami penurunan yang drastis. Dan di Indonesia, ikan tuna belum banyak diolah, dan kalaupun ditangkap, yaa langsung dijual aja sama nelayannya," jelas Mahasiswi kelahiran Pati, 10 Juli 1987 ini.

Dining mengaku, Ia mendapatkan data-data yang dibutuhkan melalui browsing serta membaca buku-buku di perpustakaan. "Sambil mencari data tugas kuliah, saya sempatkan juga cari data tentang ikan tuna, saya juga mencari data tentang ikan tuna di Perpustakaan Pusat ITS," ungkap Dining.

Dalam karyanya, Dining menjelaskan tentang strategi penjualan ikan tuna. Pertama, ia menuliskan bagaimana karakter daging ikan tuna, kandungan gizi, serta berbagai kreatifitas yang dapat dilakukan untuk mengolah ikan tuna. Lalu, dari sana, muncul ide bagaimana menjadikan ikan tuna mempunyai nilai ekonomis lebih. "Ikan tuna bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan, dan camilan yang lain. Kalaupun nelayan ada waktu luang serta bisa kreatif, mungkin ini bisa menambah nilai ekonomis hasil tangkapan mereka," katanya.

Mahasiswi yang aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran ini juga mengaku sangat prihatin dengan kondisi laut Indonesia. "Dua pertiga wilayah Indonesia itu laut. Dan itu adalah kekayaan yang tak ternilai harganya kalau kita bisa mengolahnya. Saya sangat prihatin dengan pihak – pihak yang tak bertanggung jawab merusak laut. Untuk kepentingan pribadi, mereka dengan seenaknya menggarap laut kita tanpa peduli akibat yang ditimbulkan. Kini hampir seluruh wilayah pesisir kita sudah rusak akibat ulah manusia," katanya.

Dari prestasinya itu, Dining berhak mendapat uang satu 1,5 juta rupiah. "Syukurlah Mas, lumayan bisa buat nambah uang saku dan biaya kuliah," terang Dining kepada ITS Online sambil tersenyum. Dengan prestasinya ini, Ia semakin semangat untuk terus menulis. "Dari kecil saya bercita- cita jadi ilmuwan. Saya ingin sekali bisa menemukan suatu senyawa yang bisa digunakan untuk kosmetik kulit sekaligus bisa menahan sinar UV. Semoga ini adalah salah satu jalan untuk meraih cita-cita saya. Doakan saja cita – cita saya cepat tercapai ya," ungkapnya. (Jie/asa)

Berita Terkait