ITS News

Jumat, 26 April 2024
27 Januari 2006, 10:01

Lima Instansi Bahas Pulau-Pulau Kecil

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sebagai wilayah kepulauan yang memiliki ribuan pulau-pulau kecil (PPK), Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam kelautan yang sangat besar. Peluang untuk memanfaatkan sumberdaya PPK masih terbuka lebar. Sehingga, perlu adanya upaya untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya PPK. Alasan inilah yang mendasari lima institusi yaitu Pusat Kelautan LPPM ITS, KKB-RC Jatim, Dewan Maritim daerah Jatim, Departemen kelautan dan Perikanan serta Kadin Jatim untuk mengadakan lokakarya Pemasaran Kawasan Wisata bahari Pulau-pulau kecil di Jawa Timur. Kegiatan ini digelar Kamis (26/1) bertempat di Rektorat lt.1 ITS.

Salah satu pembicara, Daniel Mohammad Rosyid PhD menjelaskan bahwa isu sekarang yang berkembang pada kawasan Asia yaitu mereka saling bersaing untuk menarik pedagang dan investor. “Market seolah menjadi diktator, ini akan jadi semacam paradigma baru,” komentarnya. Oleh karena itu, lanjut ketua Pusat Kelautan LPPM ITS ini, dibutuhkan suatu strategi dalam menyusun marketing places. “Marketing places sebagai upaya strategis untuk menarik investasi dalam pertumbuhan kelanjutan dalam jangka panjang. Selain itu, melalui kerangka berpikir strategis dibutuhkan pula peran kebijakan pemerintah yang akan tentukan daya tarik suatu kawasan,” tandas pria yang akrab disapa Daniel ini.

Dibutuhkan beberapa platform dasar masyarakat dalam peran sertanya mengembangkan pulau-pulau kecil menjadi suatu wisata Bahari. Platform itu, imbuh dosen ITS ini, diantaranya menjadi tuan rumah yang baik, perlakukan tamu dengan baik, menjaga kenyamanan kawasan, dan lainnya. “Yang pasti ada empat prinsip yang harus dipegang dalam pengembangan PPK yaitu konservasi, kebutuhan masyarakat, ekonomi dan edukatif,” tegas Daniel.

Peran tiga golongan, tambahnya, yaitu antara pemerintah, pebisnis dan masyarakat saling menunjang. “ketiganya seperti segitiga biru yang merupakan satu kesatuan,” ujar Daniel memberikan perumpamaan.

Daniel pun memberikan contoh brand name yang melekat khas pada beberapa kawasan wisata yang telah ada baik di dalam maupun luar negeri. Misalnya jogja dengan mottonya “never ending Asia”, Singapura “new Asia”, Malaysia “the truly Asia”yang mengisyaratkan sebagai tempat surga belanja di asia. Sedangkan Indonesia dengan “just a smile away”-nya diharapkan mampu menarik pelancong dan investor. “Brand sangat penting dalam menciptakana image dan cirri khas,” pungkasnya. (th@/ftr)

Berita Terkait