ITS News

Jumat, 26 April 2024
18 November 2005, 16:11

Darmadji : Saatnya Kembali ke Nol Kilometer

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Masih dalam nuansa hari raya Idul Fitri, himpunan mahasiswa Matematika (Himatika) mengadakan acara halal bi halal, Jumat sore (18/11) kemarin. Ratusan peserta yang terdiri dari warga Himatika, karyawan dan dosen tampak memadati acara ini. Kala itu, bertempat di ruang T101 jurusan Matematika, suasana kekeluargaan sangat kental terasa.

Saat itu, acara dibuka dengan alunan merdu pembacaan ayat suci Al-Quran oleh seorang mahasiswa baru Matematika. Lalu, dilanjutkan sambutan singkat dari ketua jurusan Matematika, Drs Lukman Hanafi. Msc. "Jika selama ini ada kebijakan yang kurang berkenan, kami mohon maaf, tapi itu juga demi mahasiswa sendiri,” kata pria berkacamata ini sembari memberi alasan.

Setelah itu, dilanjutkan acara inti yaitu siraman rohani oleh Darmadji. “Disini saya jangan dianggap ustadz beneran, tapi memang benar kalau saya adalah ustadz kalkulus dan pemrograman komputer,” pinta dosen Matematika ITS ini mengawali ceramah dengan guyonannya yang khas. Guyonan itu kontan disambut kelakar hadirin.

Dalam ceramahnya, Pria bertempat tinggal di Perumdos ITS ini mengatakan bahwa halal bi halal merupakan tradisi di Indonesia yang mengalir dengan sendirinya. Tujuannnya, selain menjalin silaturahmi juga untuk meleburkan semua kesalahan. “Harapannya, setelah keluar dari forum ini, kita sama-sama bersih karena saling merelakan,” papar pria asal Lamongan ini.

“Jadi, saatnya kembali ke nol kilometer, tapi ingat status bersih ini harus dipelihara selama mungkin, jangan cepat dikotori,” pesan Darmadji.

Nabi Muhammad SAW, tandas Darmadji, pernah bersabda bahwa ada tiga amalan yang amat mulia. Ketiga amalan itu adalah sambung tali silaturahmi kepada sanak yang memutuskan persaudaraan, memberi pada orang yang tak pernah sekalipun memberi kepadamu, dan memaafkan kepada orang yang pernah menganiaya dirimu.

Lalu, panitia Lustrum ITS ke 9 ini juga mengutip pernyataan rector ITS pada tahun lalu tentang tiga cara untuk menghilangkan kesalahan. Pertama, tinggal dicorat-coret saja. Cara ini paling sederhana, tapi masih membuat kita kesal. Cara lain dengan di tipeX, memang bersih, tapi juga membekas. Yang terakhir lebih elegan, yaitu dengan membuka lembaran baru, artinya kita benar-benar melupakan kesalahan. "Saya harap anda semua memilih yang ke tiga ini,” harap Darmadji. (th@/asa)

Berita Terkait