ITS News

Jumat, 26 April 2024
22 September 2005, 13:09

Minta Speedboat, Disangka Wisata

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sukardi, M Zainal Arifin, Y. Dedi Krismanto, Zulid Anji Firmansyah, Pandu Surya, dan Wahyu Idham merupakan orang-orang yang tergabung dalam Tim Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS. Mereka berhasil menyabet juara I dalam even bahari bertajuk Gebyar Kelautan Nusantara (GENTAR) 2005 di Kepulauan Seribu, Jakarta.

ITS mengirimkan satu timnya dari Sistem Perkapalan untuk mengikuti acara yang digelar oleh Fakultas Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB) itu. ”Sebenarnya undangan ditujukan untuk Kelautan dan Kapal juga,” terang Zainal. Namun, karena undangan datang pada awal Agustus, mereka bisa dibilang tidak terlalu siap. Dari kebutuhan anggota tim yang dibatasi sepuluh orang, hanya enam orang yang berangkat. Empat orang angkatan 2002 dan sisanya angkatan 2003. ”Waktu itu karena libur, di kampus yang ada hanya mereka itu, kemudian berangkat dengan modal yang pas-pasan dan bonek,” kata Dedi.

Pada even bahari nasional itu, Tim Siskal memilih Analisa Penerapan Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) Terapung di Kepulauan Seribu Dilihat Dari Aspek Ekonomi, Sosial, dan Teknik sebagai judul risetnya. Alasannya, karena disana banyak pulau-pulau kecil, dan masyarakatnya banyak menggunakan kapal (perahu) untuk transportasi. ”Mereka cukup kesulitan karena harus balik ke pulau utama hanya untuk mengisi bahan bakar,” ungkap Zainal yang ketika di Pulau Seribu dipanggil Bajak Laut.

Karena itu, mereka mencoba membahas tema tersebut untuk dipresentasikan. Namun, pengajuan judul itu sempat ditolak oleh panitia dengan alasan adanya perbedaan persepsi. Sasaran yang diinginkan panitia tentang konservasi laut sedangkan judul riset Tim ITS lebih mengacu ke pengembangan teknologi. Setelah melewati perjuangan, akhirnya judul itu bisa diterima.

Untuk melengkapi data risetnya, mereka turut berkeliling ke Pulau Pramuka, Pulau Panggung, dan Pulau Karya selama empat hari tiga malam. ”Ada sedikit data yang kurang, observasi langsung ke salah satu pulau, tapi karena tidak adanya transportasi yang mendukung, akhirnya tidak jadi,” jelas Dedi. Karena masalah transportasi itu pulalah, tim ini sempat dicap tidak serius, hanya main-main, wisata dan merepotkan panitia. "Ini terkait dengan permintaan kami untuk dipinjamkan speedboat," terang Dedi. Terang saja permintaan tersebut tidak dikabulkan panitia karena untuk sekali jalan, tiap speedboat dikenai biaya 300 ribu rupiah.

Namun, anggapan bahwa tim ITS hanya main-main, terhempas oleh hasil yang ditunjukkannya. Dalam tiga kategori penilaian, Analisa Lapangan, Analisa Laboratorium dan Laporan, dan Presentasi, mereka memperolah nilai tertinggi hingga dinobatkan sebagai juara I. Hal ini yang membuat kagum dan salut panitia dan peserta lain.

Ke depannya, mereka mengaku akan mengikuti lagi event itu tahun depan. ”Jelasnya, kami perlu regenerasi, mungkin tahun depan kesempatan angkatan 2004 dan 2005,” terang Sukardi. Yang jelas, mereka ingin terus membesarkan dan menjaga nama besar ITS di bidang kelautan. ”Tentunya, untuk yang akan datang, kita bisa lebih siap, dan mungkin juga teman-teman dari Laut dan Kapal bisa ikut,” kata si Bajak Laut. (ech)

Berita Terkait