Hari Bumi diperingati dengan berbagai warna. Arsitektur ITS bahkan rela menurunkan palang portalnya demi suksesnya stop engine di kampusnya. Aksi tutup portal ini berlaku hari ini (22/04) mulai pukul tujuh hingga pukul tiga nanti sore.

Berbagai tanggapan muncul dari beragam orang yang biasanya melewati portal tersebut sebagai akses masuk ke kampus. Salah satunya adalah Maksum, Dosen Arsitektur ini mengatakan bahwa aksi tutup portal ini hanya sekedar budaya saja. Jujur, bapak berkacamata ini mengatakan iba kepada peserta aksi yang rela berpayah-payah mendorong mobil. "Seperti mobil saya ini, kan tidak enteng mendorong mobil begini,"katanya. Apalagi, dalam keadaan mesin mati, onderdil lainpun tak berfungsi. Alhasil, mobil akan semakin berat.

Meski tidak merasa keberatan dengan aksi ini, Maksum menyarankan untuk ke depannya, aksi peringatan hari bumi lebih ditekankan pada logistiknya. Dalam artian bahan bakar yang digunakan, utamanya bensin. "Alangkah baiknya, diserukan untuk menggunakan bensin kualitas bagus," terang pria separuh baya ini.

Menurutnya, hal ini dikarenakan, masih sedikit pengguna kendaraan bermotor yang sadar untuk menggunakan bahan bakar (bensin-red) berkualitas. Dan penggunaan bensin berkualitas buruk akan berdampak pada menurunnnya kualitas lingkungan hidup, utamanya karena adanya pembakaran yang tidak sempurna pada mesin kendaran tersebut.

Aksi tutup portal inipun mendapat tanggapan miring juga dari beberapa mahasiswa. Menurut Nurman, aksi tutup portal sangat tidak efektif, apalagi jika dikaitkan dengan letaknya yang hanya di lingkup kampus arsitektur. Beda halnya, jika aksi ini dilakukan di pintu masuk ITS. "Seluruh kampus akan bebas dari asap, dan peringatan hari bumi akan benar-benar terasa," ujar mahasiswa Geodesi 2002 ini. Yah, semoga saja untuk ke depannya, peringatan hari bumi bisa benar-benar mengena di hati setiap manusia. Selamat Hari Bumi ! (rin/rom)