ITS News

Kamis, 19 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Suherman: "Cara Islami memberikan praktek ekonomi yang paling bebas …&quot

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Keinginan untuk mengembangkan suatu sistem ekonomi yang bernafaskan Islam, sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam Al Quran dan Hadits mendorong mahasiswa yang tergabung dalam JMMI (Jama’ah Masjid Manarul ‘Ilmi) dan WE&T (Workshop of entrepreneurship & Technology) ITS menggelar Seminar Regional Ekonomi Syariah, Kamis (17/01). Bertempat di Hotel Sahid Surabaya, seminar ini mencoba mengupas apa dan bagaimana sistem ekonomi syariah itu dan perkembangannya di Indonesia.

Seminar yang mengambil tema "Merajut Hari Esok yang Cerah Dengan Ekonomi Syariah" ini, mendatangkan empat pembicara yaitu H.Mahsun Salim (Underwriting office manager Asuransi Takaful), Ismail (Bank Syariah Mandiri), dan M Taufik (STIES).

Kesempatan pertama diberikan pada Suherman Rosyidi yang mengantarkan peserta pada pemahaman awal tentang ekonomi syariah. Suherman yang juga dosen ilmu ekonomi Islam UNAIR ini berpendapat bahwa tidak ada sistem ekonomi Islam, yang ada ialah sistem ekonomi yang bernafaskan Islam. Melalui paparannya yang cukup singkat beliau menjelaskan bahwa sistem ekonomi yang dibutuhkan di dunia ini adalah sistem ekonomi bebas, artinya, tidak ada campur tangan dari pihak manapun termasuk pemerintah dalam pengelolaan ekonomi. "Cara Islami memberikan praktek ekonomi yang paling bebas dan menuntut akhlak yang baik dari para pelakunya," tambahnya.

Tiga sesi berikutnya diberikan kepada pembicara yang merupakan perwakilan dari lembaga yang telah menggunakan sistem ekonomi syariah dalam pengelolaannya yaitu Bank syariah Mandiri, Asuransi Takaful, dan Baitul Mal Hidayatullah. Dalam sesi tanya jawab, diulas tuntas tentang sifat, tujuan, sistem dan praktek ekonomi syariah pada lembaga ekonomi tersebut, bagaimana perkembangan kemajuan mereka dari awal berdirinya sampai sekarang di tengah masyarakat Indonesia yang sebagian besar adalah pemeluk agama Islam.

Ide pengadaan seminar ini datang dari usulan Ketua WE&T, Tikno, mahasiswa Teknik Industri angkatan 99. Kemudian dengan menggandeng JMMI, dibuatlah suatu konsep seminar ekonomi syariah. Ini bukan pertamakalinya WE&T dan JMMI menjalin kerjasama. "Sebelumnya kami juga pernah melakukan event kerjasama seperti ini," ujar Fahmi, Kadep PSDM WE&T. Awalnya seminar ini ditujukan bagi alumni ITS kemudian dengan pertimbangan untuk mengembangkan jiwa entrepreneur maka seminar ini dibuka untuk mahasiswa dan umum. "Selain untuk memperluas wawasan, kami juga ingin agar lebih banyak alumni dan mahasiswa ITS terlebih masyarakat umum yang melakukan kegiatan wirausaha terutama yang bersifat Islami," Ujar Fahmi.(alin/bch)

Berita Terkait