Dalam final yang dilangsungkan Senin (8/3) siang di Kampus ITS Sukolilo, Reza dan Maulana mengalahkan empat tim lainnya masing-masing dari SMAK St Yusuf Malang dua tim, SMAK St. Agnes Surabaya, SMA Negeri 1 Kepanjen, Malang.
"Saya tidak menyangka kalau bisa keluar sebagai juara pertama, karena dari tiga soal yang diberikan dalam babak final itu saya hanya menjawab benar satu soal, lainnya setengah benar," kata Reza sambil tak
henti-hentinya memanjatkan syukur.
Reza dan Maulana boleh berbangga, karena dia telah menyisihkan tidak kurang dari 100 sekolah di Jatim yang mengikuti lomba tersebut. Atas prestasinya itu, dia berhak mendapatkan tropi dan uang tunai sebesar Rp
1,5 juta.
"Awalnya saya pesimistis, karena pada semifinalis saya hanya mengumpulkan nilai 82, berada di urutan ketiga. Sementara dua urutan di atas saya terlihat begitu yakin dalam mengerjakan soal-soal di babak final," kata Reza, anak pertama dari dua bersaudara
pasangan BataraYudhistira dengan Mahmudah, karyawan PT Petro Kimia Gresik ini.
Dikatakannya, tiga soal yang diberikan pada babak final memang memerlukan waktu penyelesaian yang agak lama dan terbilang sulit. "Bayangkan saja untuk tiga soal itu kami hanya diberi waktu masing-masing soal
lima belas menit, jadi totalnya 45 menit. Tapi tiap kali waktu beranjak mendekati habis, kami merasa belum sempurna di dalam menjawab," katanya yang mengaku memiliki nilai 9 untuk pelajaran matematika.
Hal sama juga diakui pasangan Reza, Maulana Iman. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Wustho Yulianto dengan Chusniati asal Lamongan. Maulana mengakui, saat mengerjakan soal ia memang benar-benar
nervous. "Bayangkan suasana ruangan lomba begitu tegang dan hening. Saya mencoba untuk
menggerak-gerakkan kaki untuk menenangkan. Karena itu saya akui peran Reza lebih besar didalam mengerjakan soal saat final itu," kata Maulana yang baru dua hari lalu, tepatnya 6 Maret 2004, merayakan ulang tahun
ke-17.
Dikatakan Maulana, sebenarnya ada lima tim dari SMA Negeri 5 yang mengikuti olimpade matematika ini, tiga tim dari kelas akselerasi dan dua tim dari kelas non-akselerasi. Dari lima tim itu, tiga tim masuk
kesemifinal, dua dari kelas akselerasi dan satu dari kelas non-akselerasi. Tapi akhirnya hanya kami masuk final dan beruntung keluar sebagai juara pertama,"
kata Maulana yang punya hobi mancing disaat-saat luang.
Sementara Reza menambahkan, selama ini dirinya sering mengikuti berbagai macam lomba, baik matematika, fisika, kimia dan lainnya, tapi selalu saja kandas di babak semifinal. "Jadi baru pada lomba matematika ini saya masuk final dan akhirnya juga meraih juara pertama," kata Reza, kelahiran Gresik, 7 April 1987.
Demikian juga berpasangan dengan Maulana, kata Reza menambahkan, baru kali ini ia berpasangan."Sebelumnya kami hanya belajar bersama-sama, itu karena kami dan Maulana sama-sama anak kos, maka jadilah kegiatan kami belajar kelompok hampir tiap hari. Karena pada lomba ini harus ada dua orang, saya pun kemudian memilih Maulana," katanya.
Ditanya tentang uang yang berhasil diperolehnya, dua siswa SMA Negeri 5 Surabaya yang berasal dari luar kota ini, Lamongan dan Gresik, mengaku akan dibagi
dua dan ditabung setelah mentraktir teman-teman. "Biasanya pihak sekolah memberi kebebasan untuk memanfaatkan uang ini, apalagi pada lomba ini kami sendiri yang membayar uang pendaftaran secara urunan.
Jadi mungkin hanya tropi ini yang akan diberikan ke sekolah," kata Reza dan Maulana, yang punya cita-cita sama ingin melanjutkan ke Jurusan Teknik Elektro.
Lomba yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Matematika ITS ini sendiri pada seleksi awalnya diikuti lebih dari 100 sekolah di Jatim. Melalui seleksi yang diadakan tiap regional kemudian ditentukan 30 semifinalis dan kemudian diambil 5
finalis, untuk memperebutkan juara satu hingga tiga.
Juara dua dimenangkan oleh pasangan Alyon Puguh dan Saifudin, siswa SMA Negeri 1 Kepanjen, Malang, berhak atas tropi dan uang tunai sebesar Rp 1 juta, dan juara tiga dimenangkan siswa SMAK St Yusuf Malang atas nama Yos Rowara dan Ian Komajaya, berhak atas tropi dan uang tunai senilai Ro 750 ribu. (Humas – ITS, 8 Maret 2004)
Kampus ITS, ITS News — Teknologi pascapanen memiliki peranan penting dalam menjaga mutu hasil panen sebelum dipasarkan. Peduli akan
Kampus ITS, ITS News — Dalam misi memperkenalkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kepada masyarakat umum, setiap tahunnya ITS
Kampus ITS, ITS News — Semakin tingginya kebutuhan listrik rumah tangga menyebabkan perlu adanya inovasi sumber energi terbarukan sebagai
Kampus ITS, ITS News — Kesalahan yang sering terjadi pada optimalisasi sistem mesin menjadi fokus Institut Teknologi Sepuluh Nopember