ITS News

Kamis, 25 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Rektor ITS Masuk Bursa Walikota dan Menteri

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Apa komentar mantan Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS ini? "Saya menaruh hormat jika ada masyarakat yang mau mencalonkan saya sebagai Walikota Surabaya. Tapi saya sebelumnya sudah meneken kontrak dengan ITS untuk menjalankan perguruan tinggi teknologi ini menuju ke PTBHMN dan mendapatkan pengakuan secara international (internationally recognized)," katanya.

Itu artinya, kata Nuh menjelaskan, tidak etis jika saat ini dirinya masih sedang menjalankan kontrak atau terikat kontrak dari apa yang telah disampaikannya melalui visi dan misi dalam pemilihan rektor ITS, kemudian mau mengikatkan kontrak lagi untuk menjadi Walikota Surabaya.

"Meski esensi pemilihan Walikota Surabaya yang akan dilakukan dalam beberapa waktu ke depan itu merupakan upaya pro-aktif dari masyarakat lewat representasi dewan melalui partai, tapi sesungguhnya kandidatnya pun diminta aktif untuk menyampaikan visi dan misinya. Itu artinya saya harus mengikatkan kontrak dengan masyarakat Surabaya. Padahal saya sudah mengikatkan kontrak dengan ITS. Atas pertimbangan etis itulah saya tidak akan ikut di dalam bursa pencalonan walikota, karena saya masih memiliki tanggungjawab moral untuk menghantarkan ITS menjadi PTBHMN dan menjadikan ITS sebagai sebuah perguruan tinggi yang mendapat pengakuan secara internasional," katanya.

Lalu bagaimana dengan hasil polling Soegeng Surjadi Syndicated (SSS) yang menempatkan Mohammad Nuh dalam nama-nama calon menteri? "Tidak perlu dibesar-besarkan, apalagi itu hanya sebuah polling. Saya tawadhu sajalah, tidak perlu bersikap progresif, apalagi kasak-kusuk untuk mencari tahu soal itu, yang penting apa yang kini menjadi tanggungjawab saya sebagai rektor, bisa dijalankan dengan baik," katanya.

Ditanya persoalan untuk menjadi walikota berbeda dengan menjadi menteri? Ayah satu orang putri ini hanya mengatakan, kalau memang itu panggilan untuk negara dan datangnya dari Allah SWT, sebagai manusia dirinya memang tidak dapat menolak. "Tapi janganlah berandai-andai karena itu tidak baik, biarkan saja prosesnya berjalan, apalagi sekali lagi saya katakan itu hanya hasil dari sebuah jajak pendapat. Tapi saya bersyukur secara nasional orang sudah ada yang mengenal pribadi saya," katanya.

Seperti diketahui, SSS beberapa waktu lalu menggelar polling untuk mengetahui nama-nama yang dianggap layak menjadi anggota Dewan Keamanan Nasional, Dewan Ekonomi Nasional dan cabinet pasangan SBY-Jusuf Kalla. Dalam polling yang kemudian dirilis dengan tajuk Seratus Putra-Putri Terbaik Kandidat Anggota Kabinet 2004-2009 itulah nama Rektor ITS muncul sebagai calon Menteri Riset dan Teknologi bersama-sama Rektor ITB Kusmayanto Kadiman dan pakar komputer Onno W. Purbo. (Humas/bch)

Berita Terkait