ITS News

Jumat, 26 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Prof. Norio Iriguchi ; Pengenalan Haki Sejak Dini

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

ITS kembali menggelar seminar skala internasional. Bekerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency), PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) mengadakan Industrial Electronics Seminar (IES) yang kelima kalinya berturut-turut. Peserta pun yang jumlah hampir seratus berdatangan dari luar negeri, seperti Malaysia dan Jepang.

IES merupakan kerjasama reguler antara JICA dan PENS. Forum ini diharapkan menjadi ajang komunikasi internasional antara perguruan tinggi (PT) mengenai perkembangan industri elektronik. Berbagai makalah dibahas di ajang ini, mulai dari pengolahan citra, multimedia, sampai dengan tenaga listrik menjadi bahasan puluhan peserta yang umumnya berasal dari PT terkemuka dalam negeri.

"Dari pada kita memikirkan kekuasaan yang diperebutkan tahun depan oleh para elite politik, lebih baik kita berkumpul di sini melakukan sesuatu yang nyata, " kata direktur PENS Ir. Nonot Harsono dalam sambutannya.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan ajang komunikasi antara sesama elemen industri khususnya mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan. "Bukankah dengan begini kita menunjukkan produktivitas kita, " imbuh Nonot menambahkan.

IES kelima diawali dengan pidato ilmiah Prof. Norio Iriguchi dari Universitas Kumamoto, Jepang. Tema yang diungkap adalah pendidikan di bidang kekayaan inteletual yang diajarkan pada semua jurusan di Universitas Kumamoto.

Norio mengungkapkan betapa pentingnya kekayaan inteletual dihargai di negara maju. Kekayaan intelektual dihargai setara dengan kekayaan lainnya. Jika kekayaan lainnya tidak melekat pada pribadi sang pemilik, maka kekayaan intelektual melekat pada penemu ataupun pemiliknya. "Oleh karenanya para pemuda dan pemudi sudah diajarkan mengenai pengelolaan HaKI, " kata guru besar bidang multimedia ini.

Pengelolaan HaKI yang baik dengan sendirinya mendorong orang untuk berkreatifitas. Kreatifitas ini memacu penemuan berbagai inovasi. Inovasi memacu kecepatan produksi suatu perusahaan yang pada ujungnya meningkatkan komptensi sebuah bangsa. "Itu makanya negara-negara maju mengelola HaKI dengan amat baik, " tegas Noria dalam bahasa Inggris. (ryo/rom)

Berita Terkait