ITS News

Senin, 29 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Prof. Mauridi Heri ; "Jangan Hanya Jadi Penonton, Tapi Harus Kreatif&#8221

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mauridhi Heri Purnomo, akrab dipanggil Heri, sabtu (3/4) kemarin dikukuhkan sebagai guru besar di bidang ilmu Artificial Intelegent, Fakultas Teknologi Industri ITS. Ide awal yang membawa Heri ke jajaran Guru Besar ITS tercetus ketika ia mengantarkan Rahardini Nurina H, putri pertamanya, ke dokter gigi. Peralatan yang digunakan oleh dokter dinilai Heri kurang nyaman dan aman bagi pasien. " Pasien masih merasa kesakitan," ujar Heri.

Hal inilah yang membuat pria kelahiran Bangkalan, 16 September 1958, ini semakin tertarik dengan ilmu Artificial Intelegent yang masih terbilang baru di Indonesia. "Dengan kreativitas dan sedikit mengutak atik metode pemrograman komputer, dapat dihasilkan teknologi soft computing," terangnya. Berkat kerja keras dan kreatifitas yang diadopsinya semasa kuliah di Osaka City, Jepang, jenjang pendidikan S1 dan S2, masing-masing untuk bidang Control System dan Intellegent System, terciptalah karyanya yaitu dektektor rasa sakit.

Di kesempatan itu juga, Prof. Mauridhi menyampaikan harapannya kepada anak didiknya untuk memanfaatkan prospek aplikasi teknologi soft computing pada rekayasa medika dan elektrik, yang dewasa ini semakin pesat perkembangannya. "Saya ingin kita (ITS, red) menjadi lebih kreatif dan proaktif untuk mengkreatifkan soft computing, jangan hanya menjadi penonton saja," ujar anak pertama dari tujuh bersaudara pasangan M. Soewarto (alm) dan Hj. Sudjilah.

Tumpuan dan harapanpun juga diungkapkan untuk keluarganya. "Saya ingin mendidik anak-anak sama seperti kedua orang tua saya mendidik saya," kenangnya. "Harapan saya tidak muluk-muluk, semoga anak saya menjadi seorang yang berbakti kepada kedua orang tua serta berguna bagi bangsa dan negara," sambung suami dari Ir. Hj. Wahyudiati.

Dalam kehidupan sehari-harinya, penggemar masakan berbahan dasar daging kambing ini adalah orang yang santai tapi tekun dalam mendalami suatu pekerjaan. Sebab, untuk melahirkan ide-ide yang sangat bagus membutuhkan masukkan dan kajian ulang serta kelayakan dalam pengerjaannya. Sebuah rahasia sukses yang layak di contoh. (Mut/Lin)

Berita Terkait