ITS News

Kamis, 16 Mei 2024
15 Maret 2005, 12:03

Pertahankan Originalitas Desain

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

;Meski harus mundur selama dua bulan, namun keyakinan Oloi akan kesuksesan Indonesia Challenge tidak goyah sedikitpun. Bahkan, dengan kemunduran jadwal acara tersebut Oloi mengharapkan kesiapan para peserta semakin matang, baik kesiapan tim maupun kapal yang akan mereka bawa untuk berlomba.

"Satu kebiasaan bangsa Indonesia yang tidak bisa hilang adalah tidak disiplin. Dalam kegiatan IC kali ini pun ketidakdisiplinan menjadi salah satu penyebab kegiatan IC harus mundur, yang awalnya diadakan Desember 2003 akhirnya harus mundur sampai Februari 2004," ujar Mangoloi M. Sialagan. Ketidakdisiplinan yang dimaksud oleh pria kelahiran Medan, 2 Juni 1978 ini khususnya pada lamanya proses produksi kapal oleh tiap-tiap peserta.

"Namun itu tidak menjadi masalah yang berarti bagi saya. Terlebih ketika kegiatan ini berhasil dilaksanakan dan saya melihat sendiri antusiasme para peserta undangan untuk ikut berpartisipasi pada even IC yang akan datang," terang personil ITS Maritime Challenge 2002.

Bagi Oloi, kesuksesan kegiatan ini tidak terlepas dari bantuan beberapa teman seperjuangan dalam Atlantic Challenge 2002 dan elemen kepanitiaan yang telah bersusah payah menyiapkan kegiatan tersebut selama 1,5 tahun. Selain sebagai ketua panitia Indonesia Challenge 2003, sebagai koordinator tim ITS Maritime Challenge, sulung dari empat bersaudara ini juga harus mengurusi kesiapan timnya untuk berangkat ke Perancis bulan Juli tahun ini.

"Juli nanti Insya Allah, tim ITS MC 2004 akan berangkat ke Perancis untuk kembali mengikuti even Atlantic Challenge 2004. Meski personil tim yang akan berangkat nantinya beda dengan personil dua tahun lalu, saya yakin kalau piala Spirit of the Challenge bisa dipertahankan oleh tim ITS MC," ujar penggemar warna biru ini penuh semangat.

Lebih lanjut Oloi menambahkan, untuk kegiatan IC 2005 mendatang akan diadakan di Pasir Putih, Situbondo. "Untuk selanjutmnya kami menginginkan agar kegiatan Indonesia Challenge bisa menjadi kegiatan dua tahunan yang akan diadakan pada tiap tahun ganjil. Pada IC 2005 nanti rencananya akan diadakan di Pasir Putih. Tapi itu semua terserah pada panitia IC yang akan datang," tambah mahasiswa T. Perkapalan yang juga sempat mengenyam pendidikan kedokteran selama dua tahun.

Selain itu, pria yang pernah kerja di Jepang selama tiga bulan ini mengharapkan agar pada IC berikutnya masalah-masalah yang ada tidak terjadi lagi baik itu dari peserta maupun dari panitia. "Untuk kedepannya saya menginginkan dari peserta yang membangun kapal tradisional agar lebih memperhatikan originalitas desain. Jadi, keaslian kapal tradisional Indoneisa tetap terjaga sebagaimana tujuan diadakannya Indonesia Challenge," tutur Oloi. (sept/Lin)

Berita Terkait