ITS News

Jumat, 26 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Menengok PKL di Sekitar MMI

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

;Beberapa gerobak bakso, mie ayam dan gado-gado tampak berjajar rapi di tempat yang tidak jauh dari Masjid Manarul Ilmi ITS. Beberapa mahasiswa tampak bergerombol di sekitar gerobak-gerobak itu. Ada pula yang hilir mudik dari satu gerobak menuju gerobak yang lain. Dari kejauhan tampak pula gerobak buah yang dihampiri beberapa orang saja dan masih ada gerobak yang lain. Semua gerobak makanan yang ada di tempat itu adalah milik pedagang kaki lima (PKL) yang tiap hari mangkal di dekat Masjid Manarul Ilmi (MMI) ITS .

Rutinitas para PKL dengan gerobaknya masing-masing itu dimulai sejak pukul 9 pagi. "Kalau pembeli ramai, tidak sampai jam tiga sore kami sudah banyak yang pulang," kata Jaswat, pemilik gerobak bakso disertai anggukan rekannya Joyo. Lelaki yang setiap harinya mengandalkan minuman es sari kedele dan sinom ini bahkan rela menunggu hingga pukul 5 sore jika tidak banyak pembeli yang datang hari itu.

Pernyataan yang berbeda terlontar dari mulut Murni. Pria setengah baya yang setiap harinya mengayuh gerobak buah menuju ITS ini mengaku, jumlah pembeli yang datang tidak terlalu berpengaruh baginya. "Kalau kira-kira sepi, gerobak ini langsung saja saya bawa ke perumdos-perumdos di ITS ini," ujarnya sambil menata letak buah-buah di dalam gerobaknya. Diungkapnya, penghasilan yang diterimanya saat mangkal seharian di MMI atau dengan berkeliling di perumdos ITS tidak jauh berbeda.

Di tempat lain masih ada gerobak es campur milik Pak Basyukur. Pria asal Jember ini sudah menjalankan usahanya di ITS ini selama hampir 10 tahun. Usaha yang ditekuninya sejak tahun 1984 ini tidak hanya mampu menghidupi istri dan empat anaknya, tapi juga mampu mengantarkan dua anaknya hingga meraih gelar sarjana. "Dua anak saya, yang pertama dan nomor dua sudah lulus sarjana. Yang pertama dari Teknik Elektro UNIBRAW dan yang kedua lulusan Teknik Elektro ITS sini," tuturnya bangga.

Bagi PKL di tempat yang cukup jauh dari pusat keramaian mahasiswa, mereka hanya mengandalkan mahasiswa yang mampir setelah sholat di MMI IITS. "Kebanyakan yang jajan ke tempat ini ya mereka yang selesai sholat. Ada juga yang mampir setelah mengambil kendaraan atau memarkir kendaraan mereka di parkiran BAAK," kata Pak Basyukur. Namun demikian, mereka masih bersyukur meskipun pengunjungnya tidak seramai di kantin pusat.

Pernyataan Pak Basyukur pun dibenarkan Ponidi, yang biasa mangkal di sebelah Pak Basyukur. "Kalau kantin pusat kan memang dekat dengan kampus-kampus, jadi lebih banyak yang mampir ke sana. Kan lebih dekat dan pilihannya juga lebih banyak," kata Ponidi menimpali. Namun demikian, pria asal Tulungagung ini tidak banyak mengeluh. "Bukankah rejeki yang kita dapatkan itu sudah ada yang mengatur," tandasnya.

Sementara itu, beberapa orang mahasiswa tampak sedang menikmati makanan dan minuman yang ada di hadapan mereka. "Makan di sini tuh tempatnya enak, rindang dan terkesan di alam terbuka," ujar Hesty. Mahasiswa D3 Teknik Kimia ini selalu mampir di tempat tersebut bila ia lewat bersama temannya. "Harganya juga relatif murah, tidak jauh beda dengan harga makanan di kantin pusat," lanjut Ria temannya.(sep/tov)

Berita Terkait