ITS News

Sabtu, 09 November 2024
15 Maret 2005, 12:03

Kuliah Masa Depan : Cukup di Depan Komputer

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Era digital sudah mengubah segalanya. Jika dulu pengajaran hanya dilakukan dengan interaksi tatap muka di kelas, sekarang sudah dapat dilakukan via internet. Hal ini terungkap jelas dalam presentasi teknologi yang bertema implementasi teknologi informasi dalam dunia pendidikan, Rabu(14/05) di Graha ITS.

Presentasi teknologi ini merupakan rangkaian acara dari Lomba Cipta Elektronika Nasional (LCEN) yang diadakan Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro ITS (HIMATEKTRO). Hadir sebagai pembicara, Agung Cahyono R, staf R&D Center PT TELKOM.

"Sebenarnya kuliah jarak jauh atau distance learning sudah sering dilakukan. Cuma kalau dulu lewat media cetak. Sekarang kan sudah bisa lewat internet, " terang Agung. Perkuliahan, menurutnya, dari segi nilai ekonomis akan lebih hemat dengan pemanfaatan saluran internet. Pun kalau dosen berhalangan hadir, materi bisa diberikan lewat layanan jaringan ataupun internet.

"Sudah cukup banyak perguruan tinggi yang menerapkan teknologi ini. Di Jawa Timur, Univ. Muhammadiyah Sidoarjo salah satunya, " papar Agung memberikan contoh.

Ketika ditanya soal keabsahan pendidikan jarak jauh tersebut, Agung menyatakan bahwa itu bukan menjadi wewenang TELKOM untuk mengaturnya. "TELKOM hanya bisa menjadi komunitas pendukung saja. Soal regulasi pendidikan khan sudah ada yang ngatur, " jawab Agung secara diplomatis.

Memang saat ini sistem pendidikan di Indonesia masih simpang siur yang diterapkan, termasuk masalah keabsahan metode pendidikan yang terbaru ini. "Di AS metode ini sudah mendapatkan pengakuan, tapi di Indonesia kita serahkanlah maslah ini kepada yang berwenang, " tutur Agung.

Menyoal ketersediaan infrastruktur yang disediakan TELKOM sebagai penyedia tunggal layanan komunikasi, Agung mengakui TELKOM masih memiliki banyak kendala di bidang itu. "Memang dibutuhkan waktu untuk itu. Kalau sekarang khan jaringan kami (TELKOM .red) masih banyak yang analog, untuk mendigitalkan jaringan juga butuh biaya besar dan waktu yang lama. Jadi kami butuh waktu, " pungkas Agung. (ryo/har)

Berita Terkait