ITS News

Jumat, 26 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

ITS Undang Capres-Cawapres Berkampanye di Kampus

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Menurut Rektor ITS, Dr Ir Mohammad Nuh DEA, keputusan mempersilahkan capres-cawapres untuk berkampanye di kampus ini substansinya sangat berbeda dengan ketika melarang partai politik berkampanye di kampus pada pemilu legislatif lalu. "Tentu saja ini bukan berarti telah terjadi perubahan pemikiran di ITS, tapi karena dua persoalan itu yakni kampanye pemilu presiden dan kampanye pemilu legislative punya perbedaan yang sangat nyata didalam implementasinya di kampus," katanya dihubungi Jumat (28/5) siang.

Dikatakan Nuh, meski pada Undang-undang (UU) No. 23 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang berkait dengan pelaksanaan kampanye (Pasal 38 ayat 7) sama persis bunyi dan kalimatnya dengan yang diamanatkan dalam UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilu (Pasal 74 huruf g), tapi sesungguhnya harus disikapi berbeda oleh ITS. "Pada tataran normatif inilah kini ITS harus bisa menunjukkan dan memanfaatkan otonomi yang dimilikinya itu," katanya.

Menurutnya ada beberapa alasan kenapa ITS perlu mengundang capres-cawapres didalam masa kampanye nanti. Pertama, katanya menjelaskan, ITS memandang pemilu capres-cawapres jauh lebih strategis untuk menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa dan negara saat ini. "Karena sesungguhnya hasil atau produk-produk legislasi dalam bentuk undang-undang sudah cukup baik, tinggal bagaimana proses eksekusinya yang terlihat masih mengalami hambatan di lapangan, dan itu butuh sosok pemimpin dalam hal ini presiden dan wakilnya yang memang harus benar-benar mampu melakukan eksekusi," katanya.

Hal lainnya, berkait dengan keinginan masyarakat kampus dalam hal ini warga ITS untuk melihat kemampuan intelektual akademis capres-cawapres. "Hal ini memang harus mengedepan pada pelaksanaan kampanye dialogis, karena sebagai sebuah lembaga ilmiah, ITS memang harus selalu berpijak pada pemikiran-pemikiran kritis ilmiah. Pada kesempatan itulah ITS bisa menilai sebarapa besar kadar atau kemampuan intelektual akademis capres-cawapres, dan pada gilirannya akan menjatuhkan pilihan pada pasangan mana pilihan harus dijatuhkan," kata rektor PTN termuda se-Indonesia saat ini.

Sedang alasan lainnya berkait dengan upaya proaktif warga ITS untuk bisa berinteraksi secara langsung kepada capres-cawapres. Tujuannya bukan saja perguruan tinggi mengetahui terhadap pasangan yang akan dipilihnya, tapi juga dapat memberikan kontribusi produk-produk keilmuan dan pemikiran untuk bekal capres-cawapres sebagai orang-orang terbaik negeri ini. "Atas dasar itulah maka bagi ITS, pilihan yang paling layak diundang dalam kaitan kampanye pemilu presiden bukanlah tim suksesnya melainkan individu capres-cawapres, yang memang tidak bisa diwakilkan dalam kerangka menerima kontribusi produk-produk keilmuan dan pemikiran dari warga kampus," kata mantan Direktur Politeknik Elektronika Negeri – ITS Surabaya ini.
Tapi Nuh juga mengingatkan, bagi capres-cawapres yang hadir di ITS harus menyadari, kehadirannya untuk berkampanye di kampus bukan dalam kerangka mendulang suara yang sifatnya masif, melainkan membangun upaya dialog interaksi antara calon pemimpin atau bapak bangsa dengan calon masa depan bangsa, sehingga tercapai suatu mutualistik-sinergetik. (Humas – ITS, 28 Mei 2004)

Berita Terkait