ITS News

Jumat, 26 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

ITS Fasilitasi Pembentukan MPBI Jatim

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sekjen terpilih, Ir Amien Widodo MS, mengatakan, dibentuknya MPBI di Jatim ini bertujuan antara lain untuk mengembangkan penanggulangan bencana melalui pendidikan, penelitian, dan penerapan, merumuskan dan mengawasi pelaksanaan kode etik penanggulangan bencana, melakukan penyebaran informasi kepada masyarakat tentang kaidah-kaidah penanggulangan bencana serta membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan penanggulangan bencana.

"Melihat pengalaman pada kasus bencana di Aceh, maka kami memandang perlu untuk membentuk MPBI di Jatim, mengingat Jatim juga punya wilayah-wilayah yang potensial terhadap kemungkinan bencana. Lembaga ini diharapkan akan dapat membantu kerja Satkorlak dan Satlak manakala terjadi bencana," katanya.

Dalam waktu dekat, kata Amien Widodo, lembaganya bersama MPBI yang sudah ada di Jakarta akan menyelenggarakan diskusi bersama-sama pemerintah dan unsur masyarakat didalam menyiapkan RUU Penanggulangan Bencana. "Ini adalah langkah awal yang memang harus disiapkan agar berbagai bencana yang ada di Indonesia bisa ditangani secara benar," katanya.

Sementara Minoru Sirota, Konsul Jepang di Surabaya dalam kesempatannya berbicara pada diskusi menjelang pembentukan MPBI mengatakan, sudah seharusnya bangsa Indonesia mau belajar dari beberapa pengalaman musibah tsunami yang terjadi selama ini. "Kenapa Jepang begitu peduli terhadap bencana gempa? Karena bangsa kami menyadari betul pengalaman-pengalaman bencana gempa bumi yang terjadi sebelumnya, dan karena itulah kami membuat dan mengembangkan early warning systems," katanya.

Sirota berharap kejadian tsunami yang baru saja terjadi di Indonesia dijadikan starting point untuk mengembangkan early warning systems. "Janganlah melihat dan berpikiran tentang periodisasi bencana yang akan terjadi lagi, tapi pelajarilah bencana itu dan diambil hikmahnya, karena itu kini saatnya Indonesia untuk mengembangkan early warning systems," katanya.

Sebelumnya, Supardan, Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Geologi dan Sumber Daya Energi dan Mineral Pemprop Jatim mengatakan, dibanding kawasan lain di Jatim kawasan utara Jatim seperti Tuban, Bojonegoro serta Madura relatif aman dari ancaman bencana geologi seperti gempa ataupun longsor. Ia merinci, kawasan rawan bencana geologi di Jatim yang terparah ada di pesisir selatan serta kawasan tengah Jatim, yang membentang dari wilayah Magetan sampai Banyuwangi, terutama di jalur gunung berapi seperti Gunung Lawu, Semeru, Penanggungan, Welirang serta beberapa gunung lainnya di kawasan Lumajang dan Banyuwangi yang saat ini kondisi pegunungan tersebut relatif gundul.

"Posisi pesisir selatan cukup rawan dengan bencana geologi, karena di sana banyak batu-batu terjal yang rawan longsor. Penyebab longsor tersebut dipicu oleh gempa tektonik yang cukup sering dititik salatan pulau Jawa tersebut," katanya. Untuk mengantisipasi terjadinya bencana geologi terutama di wilayah selatan dan tengah Jatim itulah, katanya menambahkan, berbagai elemen masyarakat profesional dan pihak berwenang dipemerintahan berkumpul di ITS dan membentuk MPBI Jatim. (Humas/bch)

Berita Terkait