ITS News

Jumat, 26 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

ITS beri kesempatan Tes TOEFL sekali lagi bagi calon wisudawan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Keputusan itu diambil Jumat (11/2) siang seusai mengadakan rapat yudisium tingkat institut untuk pelaksanaan wisuda 12 dan 13 Maret mendatang. "Keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dari beberapa mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus tes TOEFL, sehingga mereka tidak bisa ikut wisuda periode Maret. Institut memberi kesempatan sekali lagi untuk mengikuti tes itu, tapi kami tidak bisa memberikan dispensasi atau toleransi dengan cara menurunkan standar nilai minimal TOEFL yang harus diperoleh untuk syarat wisuda," katanya.

Seperti diketahui, mulai wisuda Maret 2005 ini, ITS menerapkan persyaratan bagi mahasiswa calon wusudawan untuk mencapai nilai TOEFL 450 untuk jenjang D3, D4, dan S1, 475 untuk S2, dan 500 untuk S3. "Persyaratan nilai TOEFL itu diambil karena ITS ingin meningkatkan kualitas lulusannya, dan salah satu yang ingin diterapkan adalah kemampuan komunikasi bahasa Inggris dengan mengukur nilai TOEFL dari para calon wisudawan," katanya.

Nuh juga menjelaskan, dari sekitar 1.200 calon wisudawan periode Maret 2005, sebanyak 268 mahasiswa dinyatakan tidak lulus tes TOEFL, sehingga mereka tidak bisa diwisuda. "Jika diprosentase jumlah itu mencapai 22,3 persen. Sesuatu yang cukup baik, mengingat untuk pertama kalinya ITS menerapkan nilai TOEFL minimal sebagai syarat wisuda, dan ini merupakan langkah yang memang harus dipaksakan untuk meningkatkan kualitas lulusan terutama didalam bidang kemampuan bahasa Inggris," katanya.

Mantan Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ini mengakui, ITS memang punya target untuk meningkatkan jumlah lulusannya, dan sudah barang tentu persyaratan minimal TOEFL akan menghambat jumlah lulusan itu. "Tapi buat kami untuk sekarang tidak menjadi soal, karena kami yakin pada periode September 2005 mendatang, mereka yang terpaksa tidak diwisuda karena nilai TOEFL akan tetap diwisuda, karena selama masa penantian ITS akan memberikan training-training agar calon wisudawan itu mampu mencapai nilai TOEFL minimal sebagai syarat untuk bisa diwisuda," katanya.

Nuh membantah jika sosialisasi nilai TOEFL sebagai syarat wisuda seperti yang tertuang dalam Peraturan Akedemik 2004 itu belum dijalankan dengan baik. "Secara formal melalui UPLOAD, terbitan yang diberikan gratis ke jurusan-jurusan sudah dilakukan sejak September 2004, dan bahkan pada edisi November 2005, dijadikan sebagai laporan utama pada terbitan itu. Jadi tidak ada alasan untuk menunda atau memberikan dispensasi lagi," katanya. Apalagi, katanya menambahkan, hasil tes yang diperoleh ada fakultas dan jurusan yang mahasiswanya 100 persen lulus nilai TOEFL-nya, yakni pada Fakultas Teknologi Informasi dan Jurusan Teknik Mesin.
Saat menerima perwakilan mahasiswa yang tidak lulus tes TOEFL itu, Nuh juga menjelaskan panjang lebar kepada para mahasiswa tentang alasan kenapa ITS mensyaratkan nilai TOEFL minimal untuk mengikuti wisuda. "Ini merupakan keinginan lama agar lulusan ITS memang benar-benar memiliki kemampuan bahasa Inggris memadai. Sejak tahun 2002 keinginan itu terus dibicarakan, dan baru pada Peraturan Akademik 2004 kami bisa menetapkannya sebagai sebuah persyaratan untuk wisuda. Saya pikir ini merupakan langkah yang harusnya tidak perlu disesali bagi mahasiswa yang tidak bisa diwisuda karena nilai TOEFL-nya tidak mencukupi," katanya. (Humas/bch)

Berita Terkait