Meski usianya masih relatif muda, jurusan Planologi ITS tak mau kalah dengan yang lain. Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke tiga, sebuah seminar nasional digelar di perpustakaan pusat, kemarin (11/8). Tak tanggung-tanggung, empat pembicara hadir dalam seminar bertajuk ‘Peranan Tata Ruang Sebagai Instrumen Pendorong Dan Pengendali Investasi Pembangunan Daerah’.

Mereka adalah Robin Asyad Syuro dari Direktorat Pengembangan Wilayah Dan Transportasi, Dirjen Penataan Ruang Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Ir. Junius Hutabarat dan Ferrianto H. Jaiz MMA dari Departemen Kelautan Dan Perikanan serta Ir. Alisjahbana MA, tim ahli kota Surabaya.

Sedangkan tema seminar memang sengaja ditekankan mengenai keterkaitan antara investasi dan tata ruang. Selain mengacu pada latar belakang penyelenggaraan, juga karena adanya fakta bahwa pembangunan fisik yang ada selama ini berorientasi ekonomi. Seperti yang diungkapkan oleh ketua panitia, Siti Nurlaela. "Kita melihat kalau selama ini pembangunan fisik berorientasi ekonomi, jadi kita cari keterkaitan antara keduanya," ujar dosen Planologi ini.

Menurut Siti, peran tata ruang kota sendiri dalam pembangunan, dinilai belum efektif. "Karena itu, seminar ini diharapkan mampu memancing munculnya inovasi-inovasi baru dalam bidang tata ruang," terang Siti. Dengan adanya inovasi baru tersebut, sinkronisasi antara tata ruang dan investasi akan mudah terwujud.

Meski sempat terganggu dengan lampu mati, pemaparan pandangan dari masing-masing pembicara dapat berjalan lancar. Puluhan peserta yang hadir terlihat menikmati acaranya. Hal itu terlihat dari antusias peserta ketika dibuka sesi tanya jawab.

Maria, salah seorang peserta, mengakui bahwa seminar ini memang cukup menarik. Namun kehadiran empat pembicara tersebut dirasa kurang begitu bermanfaat. "Sulit konsentrasi," ungkap wanita yang berprofesi sebagai konsultan ini. Masing-masing pembicara hanya bisa presentasi dalam waktu yang terbatas. "Jadi gak jelas fokusnya," imbuh wanita berkacamata ini.(rin/ryo)