ITS News

Jumat, 26 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Bicarakan Jaringan Asia untuk Penelitian, ITS Undang Pakar Jepang

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kali ini mereka menggagas Asia Link untuk bidang penelitian dengan mengundang seorang profesor dari Toyohashi University of Technology, Jepang. "Kami memang serius untuk melaksanakan program ini, karena
itu berbagai kemungkinan untuk membuka jaringan kerja sama di bidang penelitian kini sedang kami lakukan," kata Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Dr. Ing. Herman
Sasongko, Rabu (10/11).

Dikemukakannya, Prof Hiro yang dari Toyohashi University of Technology, Jepang itu sendiri mengakui kalau perguruan tinggi di Asia masih sangat lemah didalam membangun jaringan penelitian, oleh karena itu
dia menyarankan harus dijalin kerja sama yang erat antar perguruan tinggi di belahan Asia dengan belahan Eropa atau dunia Barat. "Terus terang kita sangat lemah. Di Eropa seperti dikemukakan Prof Hiro saat
menyampaikan kuliah tamu di Jurusan Teknik Mesin, jaringan kerja sama penelitian antar perguruan tinggi sudah sedemikian baik," katanya.

Dikatakan Herman, kehadiran Prof Hiro Homma didalam memberikan kuliah tamu di Jurusan Teknik Mesin antara lain memang untuk mensupervisi rencana kerja sama
penelitian yang digagas ITS dengan beberapa perguruan tinggi di Asia dan Eropa. "Kami sudah menjajaki dengan Universitas Hamburg, Jerman, kemudian dengan salah satu Universitas di Belanda, dan kini dengan Toyohashi University of Technology, Jepang, yang tidak lain salah satu perguruan tinggi yang memang unggul didalam
melakukan kerja sama penelitian, karena itulah kami kemudian menggagas untuk membangun jaringan penelitian perguruan tinggi se-Asia," katanya.

Kami berharap, kata Herman menambahkan, melalui kerja sama yang akan kami lakukan ini ITS akan lebih cepat mendapatkan pengakuan internasional (international
recognition). "Kami percaya itu, karena dengan kerja sama itu nantinya akan dengan mudah para peneliti ITS menulis di jurnal-jurnal internasional, dan ini merupakan salah satu langkah untuk menuju ke pengakuan
internasional. Tanpa kita kenal atau melakukan penelitian secara bersama-sama dengan mereka, maka akan sangat sulit peneliti kita menulis di jurnal
internasional," katanya.

Hal lain yang ingin dilakukan dari model kerja sama ini adalah keinginan untuk mengajak kalangan industri untuk membiayai sebuah penelitian. "Prof Hiro mengatakan, kalau pemerintah Indonesia sudah terlambat
untuk membuat kebijakan didalam mengajak industri dan pemerintah serta perguruan tinggi melakukan kerja sama penelitian. Ini sangat penting dilakukan agar biaya
penelitian bisa ditanggung bersama-sama. Ini yang dilakukan di Jepang, Eropa dan Negara Barat lainnya," kata Herman mengutip Prof Hiro. (Humas – ITS, 10 Maret 2004)

Berita Terkait