Gambar: Mahasiswa dan dosen ITS dalam acara pelepasan Tim Ekspedisi Patriot.
Surabaya, FT-EIC ITS – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melepas Tim Ekspedisi Patriot (TEP) pada Jumat, 22 Agustus 2025, sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan nasional di kawasan transmigrasi. Program ini merupakan kerja sama ITS dengan Kementerian Transmigrasi dan melibatkan tujuh perguruan tinggi besar di Indonesia, termasuk Universitas Indonesia (UI), ITB, UGM, UNDIP, UNPAD, dan IPB.
Ekspedisi yang berlangsung hingga 9 Desember 2025 ini tersebar di 57 kawasan transmigrasi dari Aceh hingga Papua. Dosen dan mahasiswa Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) ITS turut berperan aktif dalam program ini.
Salah satunya adalah Prof. Dr. I Ketut Eddy Purnama, Dekan FT-EIC periode 2020–2024 sekaligus Kepala Pusat Studi Kecerdasan Artificial dan Teknologi Digital DRPM ITS. Beliau memimpin tim di Sarudu Barat, Sulawesi Barat, dengan tugas utama mengevaluasi Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) sebagai dasar rekomendasi program pemerintah tahun berikutnya.
Ia menambahkan, koordinasi lintas tim menjadi kunci dalam penyusunan laporan akhir. “ITS menugaskan satu koordinator untuk setiap luaran, sehingga kegiatan berjalan lebih terarah. Tahun depan hasil evaluasi ini akan ditindaklanjuti, misalnya rekomendasi pembukaan lahan, pengembangan kawasan nelayan, atau penerapan teknologi IoT untuk tambak udang,” jelas Prof. Eddy.
Lebih lanjut, beliau berharap kegiatan ini tidak hanya menghasilkan data yang bermanfaat bagi kementerian, tetapi juga membuka peluang penelitian dan pengabdian masyarakat.
“Bagi dosen, kegiatan ini bisa menjadi ajang menggali masalah riil di lapangan. Bagi mahasiswa, ini pengalaman luar biasa untuk terjun langsung dan menetap hingga program selesai,” tambahnya.
Gambar: Momen pelepasan Tim Ekspedisi Patriot oleh ITS.
Selain dosen, mahasiswa ELECTICS juga turut berpartisipasi. Mutiara Noor Fauzia, mahasiswa Sistem Informasi 2022, ditugaskan di kawasan Ponu, Nusa Tenggara Timur. Bersama timnya, ia melakukan pemetaan kawasan transmigrasi untuk memberikan data terkini kepada Kementerian Transmigrasi.
“Program ini namanya Ekspedisi Patriot dari Kementerian Transmigrasi, dan di ITS masuk ke dalam ITS Berdampak. Proses seleksinya cukup ketat, mulai dari mengisi formulir, mengunggah CV, menulis esai singkat, hingga wawancara yang menekankan kemampuan survival di daerah pelosok,” jelas Mutiara.
Mutiara juga menambahkan bahwa timnya mendapatkan tantangan khusus karena daerah Ponu termasuk wilayah rawan rabies dan malaria. “Kami dipersiapkan dengan vaksin rabies serta obat profilaksis malaria, yang dikoordinasikan langsung oleh ITS bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran,” ujarnya.
Bersama tim yang dipimpin oleh dosen dari Departemen Teknik Sipil ITS, Mutiara bertugas pada luaran pertama, yakni melakukan pemetaan kawasan transmigrasi.
“Harapannya data yang kami kumpulkan bisa memberikan informasi terbaru bagi Kementerian Transmigrasi, serta bisa diterima dengan baik oleh masyarakat lokal,” tuturnya.
Semoga ekspedisi ini tidak hanya menghasilkan data yang bermanfaat, tetapi juga memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah. Partisipasi aktif dosen dan mahasiswa FT-EIC ITS menjadi wujud nyata komitmen fakultas dalam mendukung keberhasilan Ekspedisi Patriot.
Dosen FT-EIC dalam Tim Ekspedisi Patriot
Mahasiswa FT-EIC dalam Tim Ekspedisi Patriot
Surabaya, 2 Desember 2025 — Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Surabaya, 29 November 2025 — Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melaksanakan Finalisasi Penyusunan Dokumen Laporan Evaluasi Diri
Surabaya, FT-EIC ITS – Fakultas Teknologi dan Informatika Cerdas ITS kembali mengukir prestasi membanggakan di ajang bergengsi nasional. Tim