Detail Portofolio

Pemanfaatan Limbah Daun Nanas Pasca Panen sebagai Bahan Pembuatan Benang di Kabupatan Kediri

2020

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil nanas terbesar kesembilan di dunia dengan jumlah produksi sebesar 1.3jt ton per tahunnya. Dimana diketahui bahwa saat ini dari hasil penanaman tanaman nanas hanya buah nanas saja yang sering dimanfaatkan untuk buah padahal bagian lain dari tanaman nanas juga bisa dimanfaatkan, salah satunya daun nanas. Daun nanas dapat dimanfaatkan menjadi serat nanas yang mana dari serat nanas tersebut dapat diubah menjadi berbagai kerajinan, salah satunya benang. Salah satu penghasil nanas di Jawa Timur yakni berlokasi di Desa Satak, Kecamatan Puncu yang berada di lereng gunung kelud dengan luas ladang yang dimiliki mencapai 17705 Ha. Masyarakat di Desa Satak biasanya hanya memanfaatkan buah nanas untuk dijual dan limbah daun nanas yang banyak dibuang serta sebagian kecil dimanfaatkan untuk pakan ternak.

Adanya keadaan ini membuat Tim Pengabdian Masyarakat dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengimplementasikan mesin pemisah serat nanas atau biasa disebut alat ekstraktor mekanik untuk membantu memanfaatkan dalam pengolahan limbah daun nanas. Teknologi tersebut yang dirancang oleh Tim Pengabdi yang dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Soeprijanto, M.Sc. dari Departemen Teknik Kimia Industri Fakultas Vokasi ITS. Dengan alat ekstraktor mekanik tersebut dapat membantu masyarakat memisahkan serat nanas dari daun yang sudah tua untuk menghasikan serat nanas. Kegiatan ini dilakukan Bersama 12 mahasiswa ITS. Kegiatan yang menjadi program Pusat Kajian Teknologi Tepat Guna Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat atau DRPM selain memberikan manfaat pengolahan daun nanas yang dapat membantu meningkatkan perekonomian serta potensi bisnis bagi masyarakat desa namun juga menjadi saran edukasi bagi karang taruna desa salak tentang pentingnya pemanfaatan potensi daun nanas yang selama ini belum dimanfaatkan. Untuk ke depannya dengan adanya alat dan edukasi yang diberikan dapat membantu masyarakat satak dalam mengoptimalkan penggunaan dari tanaman nanas agar tidak ada bagian yang sia sia untuk dibuang.