Sorry, no posts matched your criteria.
(kiri) Kamila Nur Rosya, (tengah) Muhammad Naufal Fikri, kanan) Puti Andini
Jakarta, ITS News — Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sukses meraih predikat First Winner dalam ajang Indonesia Climate-Modeling University Competition (ICUC) yang digelar World Resources Institute (WRI) Indonesia di Novotel Cikini, Jakarta, 25–29 November 2025. Kompetisi riset nasional ini menjadi wadah strategis bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam pemodelan kebijakan perubahan iklim, sekaligus memperkuat kapasitas pendidikan, energi berkelanjutan, dan aksi iklim sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4, 7, dan 13.
Selama empat hari, peserta dari 37 tim mahasiswa S1, S2, dan S3 seluruh Indonesia mengikuti rangkaian inkubasi intensif. Kegiatan dimulai dengan sesi orientasi, lalu dilanjutkan kelas tematik, lokakarya, pendampingan pengembangan model, hingga sesi team building. Materi mendalam diberikan melalui tiga sesi inkubasi utama, mulai dari analisis aktivitas transportasi dan co-benefit sosio-ekonomi oleh Rahmad Wandi Putra (ITDP), intervensi mitigasi emisi gas rumah kaca sektor transportasi oleh Aditya Mahalana dan Jeanly Syahputri (ICCT), hingga kebutuhan investasi dan tenaga kerja dalam transisi transportasi hijau oleh Fachriey Mungkasa (WRI Indonesia).
Para pemateri menekankan urgensi kepemimpinan ilmiah generasi muda dalam menghadapi krisis iklim. “Berbagai negara telah menyepakati Perjanjian Paris pada 2015 untuk menahan kenaikan suhu bumi tidak melebihi 1,5 derajat Celsius,” terang salah satu pemateri dalam sesi diskusi. Mereka juga menggarisbawahi bahwa “Peran generasi muda sangat dibutuhkan untuk membantu mengusulkan ide kreatif pemodelan sebagai dasar perumusan kebijakan di masa mendatang,” imbuhnya dalam kesempatan tersebut.
Lima hari rangkaian kegiatan berpuncak pada final presentation yang diikuti enam tim terbaik. Pada tahap ini, Tim ITS yang beranggotakan Muhammad Naufal Fikri, Kamila Nur Rosya, dan Puti Andini dari Program Magister Teknik Industri berhasil meyakinkan dewan juri dengan karya bertajuk Pendekatan Agent-Based Modeling untuk Kebijakan Multimoda berbasis Green Corridor: Studi Kasus Logistik Darat Daerah Jakarta–Surabaya. Model tersebut menyoroti pentingnya pendekatan berbasis agen untuk merumuskan kebijakan logistik hijau yang mendukung efisiensi energi dan penurunan emisi secara terukur.
Prestasi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa ITS mampu menghasilkan riset yang tidak hanya akademis, tetapi juga relevan bagi kebutuhan nasional—mulai dari penyediaan pendidikan berkualitas (SDGs 4), mendorong transisi energi bersih melalui solusi transportasi yang lebih efisien (SDGs 7), hingga memperkuat upaya mitigasi perubahan iklim (SDGs 13). Dengan capaian ini, tim ITS menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan dapat diterjemahkan menjadi model kebijakan yang berdampak bagi masyarakat dan masa depan lingkungan.