Surabaya, 18 Desember 2025 – Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali membuktikan komitmennya dalam mendukung ekosistem riset kampus. Bekerja sama dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN), Perpustakaan ITS sukses menggelar Seminar dan Relaunching SNI Corner dengan tema “Dari Literasi ke Aksi: Mengintegrasikan Standardisasi dalam Pendidikan dan Riset”.

Acara yang berlangsung di Ruang Seminar Lantai 2 Perpustakaan ITS ini berjalan dengan sangat meriah dan sukses. Kesuksesan acara ini tidak lepas dari tangan dingin Bapak Agus Santoso selaku “Kepala Perpustakaan ITS” kegiatan, yang memastikan seluruh rangkaian acara mulai dari flashback sejarah SNI Corner hingga sesi diskusi berjalan dinamis dan penuh antusiasme.

Standardisasi: Jembatan Riset ke Dunia Industri

Dalam pemaparan materinya, narasumber dari BSN menekankan bahwa standardisasi bukan sekadar aturan administratif, melainkan fondasi utama dalam meningkatkan daya saing nasional. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2014, standardisasi bertujuan meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing nasional, serta kemampuan inovasi teknologi.

Lebih lanjut, narasumber menjelaskan bahwa penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam riset memberikan jaminan bahwa produk inovasi yang dihasilkan aman, berkualitas, dan siap berkontribusi nyata. Dengan menggunakan SNI sebagai acuan metodologi dan prosedur pengujian, hasil penelitian menjadi lebih kredibel dan mudah divalidasi oleh komunitas ilmiah serta regulator.

Kehadiran wajah baru SNI Corner di Perpustakaan ITS kini berfungsi sebagai outlet layanan informasi terpadu yang menyediakan dokumen SNI dan referensi standardisasi, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Hal ini selaras dengan tren layanan digital BSN yang memudahkan akses dokumen SNI dan ISO secara daring.

Dukungan dan Harapan Strategis dari Dosen Peneliti

Momentum relaunching ini mendapat apresiasi positif dari kalangan akademisi. Salah satu dosen ITS turut memberikan komentar yang menyoroti hubungan strategis antara ITS dan BSN yang telah terjalin lama, salah satunya melalui kontribusi penyusunan SNI untuk kendaraan listrik lewat Komite Teknis (Komtek) 43-02.

Dalam testimoninya, beliau menyampaikan aspirasi agar peran pustakawan dapat lebih ditingkatkan dalam proses riset:

“Saya usul, peranan pustakawan ITS dalam membantu penelusuran standar Internasional dapat ditingkatkan. Dulu sekali di DRPM ada hibah khusus untuk hal tersebut. Mungkin tahun depan saat ada anggaran riset Rp 50 juta per dosen, maka peluang kolaborasi antara dosen periset dengan pustakawan menjadi lebih terbuka. Karena dengan mengetahui standar-standar internasional dan SNI terkait riset, maka produk riset kita bisa semakin dekat ke hilir dan market.”

Masukan ini menjadi angin segar bagi Perpustakaan ITS untuk terus berinovasi. Dengan adanya anggaran riset dan peluang kolaborasi tersebut, pustakawan diharapkan tidak hanya menjadi penjaga ilmu, tetapi mitra aktif peneliti dalam menavigasi standar global, memastikan inovasi ITS tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi mampu menembus pasar.

Acara ditutup dengan kunjungan ke lokasi SNI Corner dan komitmen bersama untuk menjadikan standar sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya riset di ITS. (onemore ITS)