ITS library

EXPLORE YOUR KNOWLEDGE HERE
09 Desember 2025, 07:12

Cerdas dan Etis Menggunakan AI: Perpustakaan ITS Ajak Peneliti Pahami Batasan Kecerdasan Buatan dalam Publikasi Ilmiah

Oleh : tondo@its.ac.id | | Source : -

Surabaya, 26 November 2025 – Kehadiran teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) seperti ChatGPT telah mengubah lanskap dunia akademik secara drastis. Menyikapi fenomena ini, Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bekerja sama dengan Emerald Publishing menggelar webinar bertajuk “Being Smart and Ethical with AI: A Practical Guide for Researchers and Writers” pada Rabu (26/11).

Kegiatan yang digelar secara daring ini menghadirkan William Loh Wui Lun, Customer Success Partner dari Emerald Publishing (East Asia), sebagai narasumber utama. Webinar ini bertujuan memberikan panduan praktis bagi sivitas akademika ITS dalam memanfaatkan AI secara efektif tanpa melanggar prinsip integritas akademik.

Pentingnya Integritas Riset di Era AI

Dalam pemaparannya, William menekankan bahwa meskipun teknologi berkembang pesat, prinsip dasar integritas riset tidak boleh goyah. Integritas riset mencakup kejujuran (honesty) dalam pelaporan data, ketelitian (rigour) dalam metode, transparansi, serta sikap saling menghormati (care & respect) terhadap subjek penelitian.

“Penggunaan AI dalam publikasi riset berkembang sangat cepat. Namun, penulis harus transparan. Jika menggunakan alat bantu AI, hal tersebut harus dinyatakan dengan jelas di bagian Metode atau Acknowledgements,” jelas materi yang disampaikan.

Emerald 2025

AI Bukan Penulis: Memahami Batasan “Copywriting” vs “Copy-editing”

Salah satu poin krusial yang dibahas adalah kebijakan penerbit internasional terhadap AI. Berdasarkan standar COPE (Committee on Publication Ethics) dan kebijakan Emerald, AI tidak bisa dianggap sebagai penulis (author) karena AI tidak dapat bertanggung jawab atas isi naskah, tidak memiliki badan hukum, dan tidak bisa mengelola konflik kepentingan.

Peserta webinar diajak untuk memahami perbedaan tegas antara apa yang diperbolehkan dan dilarang:

  • DILARANG (Copywriting): Menggunakan AI untuk membuat materi baru dari nol, seperti menulis abstrak, menyusun tinjauan pustaka (literature review), atau mengembangkan hipotesis. Hal ini melanggar kriteria kepenulisan karena penulis aslimu-lah yang harus bertanggung jawab atas orisinalitas ide.
  • DIPERBOLEHKAN (Copy-editing): Menggunakan AI untuk memperbaiki tata bahasa (grammar), ejaan, dan keterbacaan pada naskah yang sudah ditulis sendiri oleh penulis. Ini dianggap setara dengan alat pengecek ejaan standar, selama tidak mengubah substansi materi secara drastis.

Narsum Emerald 2025

Selain itu, penggunaan AI untuk membuat gambar artistik atau memanipulasi data hasil riset juga secara tegas dilarang.

Webinar ini juga menyoroti peningkatan kasus pencabutan artikel (retraction) secara global, yang salah satunya disebabkan oleh penyalahgunaan AI dan pelanggaran etika. William memperlihatkan data dari Retraction Watch yang menunjukkan lonjakan kasus di mana makalah ditarik kembali karena terindikasi dibuat oleh AI tanpa pengawasan manusia, bahkan menyisakan frasa seperti “Regenerate Response” dalam naskah yang terbit.

Melalui kegiatan ini, Perpustakaan ITS berharap para peneliti dan mahasiswa ITS dapat menjadi penulis yang cerdas: mampu memanfaatkan teknologi untuk efisiensi, namun tetap menjunjung tinggi etika dan orisinalitas karya ilmiah. ( onemore ITS )

Berita Terkait

Send Message
Hello,
You Need Help?