News

NTP Tuban 2022 di atas Propinsi Jawa Timur

Rab, 14 Des 2022
10:24 am
News

Sorry, no posts matched your criteria.

Share :
Oleh : admin_pdpm   |

Tuban, 7 Desember 2022, Bappeda Litbang Kabupaten Tuban mengundang PDPM ITS dalam rangka FGD Laporan Akhir Penyusunan Dokumen Evaluasi Nilai Tukar Petani Kabupaten Tuban tahun 2022. FGD dipimpin oleh Dharmadin Noor, S.P, M.Agr selaku sekretaris Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Tuban. Perwakilan PDPM ITS adalah Dr. Sutikno M.Si selaku kepala PDPM ITS dan ketua tim serta Dr. Setiawan, MS selaku tenaga ahli sekaligus tim penyusun.

Dharmadin Noor, S.P, M.Agr menyampaikan bahwa mayoritas penduduk Tuban bekerja sebagai petani. Hal ini dibuktikan dengan selama 3 tahun terakhir, penduduk yang bekerja di bidang pertanian, menurut data BPS adalah sebanyak 40 persen. Tuban juga merupakan lumbung pangan, untuk itulah NTP perlu dihitung. NTP merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur hasil pembangunan sektor pertanian. Salah satu tujuan FGD ini adalah diantara 23 komponen NTP, mana yang bisa diintervensi untuk kemajuan pertanian di Kabupaten Tuban.

Dr. Setiawan, MS mengatakan bahwa NTP Kabupaten Tuban tahun 2022 lebih tinggi daripada NTP Provinsi Jawa Timur, namun di bawah NTP Nasional. NTP terdiri atas 5 subsekstor, yaitu tanaman pangan, hortilkutura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan. Pada tahun 2022, NTP subsektor perikanan paling tinggi diantara subsector lainnya dan NTP subsekor tanaman pangan paling rendah diantara subsector lainnya. Indeks harga yang dibayar oleh petani berasal dari bibit, pupuk dan pestisida. Adapun indeks harga yang diterima berasal dari padi, palawija, tanaman perkebunan rakyat, perikanan tangkap/budidaya, ternak unggas, ternak besar dan ternak kecil.

Rekomendasi yang diberikan oleh tim ITS untuk sektor pertanian Kabupaten Tuban ke depannya adalah Pendampingan petani untuk teknologi tepat guna untuk diversifikasi dan peningkatan nilai tambah hasil panen seperti cabai bubuk, kangkung kering, bawang merah goreng, mengaplikasikan  konsep pengendalian hama penyakit terpadu (PHT) serta meningkatkan kemudahan aksesbilitas pengambilan pupuk bersubsidi (kartu petani), pupuk menjadi faktor utama kenaikan produksi, petani dihadapkan pada posisi kesulitan akses untuk pupuk subsidi, sementara harga pupuk non-subsidi kini melonjak. (dw)

Latest News

Sorry, no posts matched your criteria.